Salah satu pertunjukan teater yang ditampilkan dalam Milad UKM Teater Awal yang ke-28 di Aula UIN SGD Bandung, Senin (28/9/2015). (SUAKA/Dede Lukman).
SUAKAONLINE.COM – Pendiri Teater Tanah Air, Jose Rizal Manua menyayangkan absennya seni teater dala dunia pendidikan di Indonesia. Menurutnya teater dapat dijadikan sebagai stimulus dalam dunia pendidikan. Pengajaran baik mengenai pengetahuan atau karakter seperti sopan santun, kejujuran, dan kearifan akan lebih mudah dipelajari melalui teater dibandingkan dengan tertulis di papan tulis.
“Saat ini pemerintah Indonesia belum mampu menjadikan teater sebagai stimulasi dalam dunia pendidikan,” ujar Jose Rizal Manua saat mengisi materi dalam seminar Teater Awal bandung yang bertemakan “Teater dan Pendidikan: Mengenal dan mengoptimalkan potensi anak lewat teater” di Aula UIN SGD Bandung, Senin (28/9/2015).
Selain Jose, salah satu pemateri, Bambang Qummaruzzaman mengatakan secara sederhana spritiualitas dapat diartikan sebagai transformasi diri ke arah yang lebih baik lagi, yang mampu membawa teater menjadi bagian dari pendidikan. “Ketika teater menjadi stimulasi untuk bertransformasi, mungkin dunia pendidikan akan menerima,” jelas dosen filsasat teologi UIN SGD Bandung itu.
Ketua pelaksana, Raka Junisar menuturkan seminar yang diselenggarakan oleh Teater Awal Bandung ini bertujuan agar calon pendidik mampu memanfaatkan teater sebagai stimulus dalam pendidikan, setidaknya menerapkan hal-hal yang biasa teater lakukan, seperti sifat sabar, ikhlas dan cara bersosialisasi yang baik.
“Harapannya agar apresiator mendapatkan pengetahuan lebih mengenai taater dan motivasi kesiapan mereka menghadapi murid-muridnya. Karena memang target utama seminar ini untuk para calon pengajar,” harap Raka Junisar saat ditemui suaka di sela-sela acara.
Seminar tersebut merupakan rangkaian acara dari milad UKM Teater Awal yang ke-28 yang diselenggarakan 19-20 September. Dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari berbagai universitas, yakni UIN SGD Bandung, Unpad, UPI dan ISBI.
Reporter : Isma Dwi Ardiyanti
Redaktur : Robby Darmawan
