SUAKAONLINE.COM – Bandung Serentak Matikan Lampu (Semalam) kembali digelar di Cibunut Berwarna, Jum’at (16/2/2018). Acara yang diselenggarakan oleh Earth Hour (EH Bandung) ini merupakan salah satu bentuk kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk bijak dalam menggunakan energi.
Koordinator EH Bandung, Saepul menjelaskan bahwa acara Bandung Semalam ini merupakan salah satu program utama yang saat ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali dan puncak acaranya dilaksanakan pada bulan Maret. Gang Cibunut atau yang biasa dikenal dengan Cibunut Berwarna terpilih sebagai lokasi acara pada bulan Februari. “Tahun ini diadakan Januari, Februari, April dan Mei sementara puncaknya Maret,” ujarnya, Jum’at (16/2/2018).
Dirinya juga menuturkan bahwa tujuan dari acara Bandung Semalam ini adalah sebagai simbolik untuk mengajak masyarakat agar bijak dalam menggunakan energi. Simbolik ini ditandai dengan kegiatan mematikan lampu selama satu jam mulai dari jam 9 sampai 10 malam. Selain itu, acara ini juga merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Wali Kota yang telah diresmikan tanggal 24 Oktober 2014 pada Hari Listrik Nasional.
Pada kali ini acara diselenggarakan atas kerja sama dari pihak EH Bandung dengan Cibunut Finest atau pemuda Cibunut serta Yayasan GSSI yang membantu menjembatani terjadinya kerja sama ini. Saepul menjelaskan bahwa acara Bandung Semalam ini diisi dengan kegiatan yang berbeda-beda di setiap lokasinya dan untuk kali ini diisi oleh hiburan dan sosialisasi program lain EH Bandung. “Bulan lalu di Museum Geologi ada kegiatan Night at Museum, kalau sekarang di Cibunut ada hiburan masyarakat lokal, kesenian tradisional dan sosialisasi program EH Bandung yang lain”, tuturnya.
Melengkapi apa yang disampaikannya, Saepul menambahkan bahwa untuk lokasi berlangsungnya acara Bandung Semalam ini bergantung pada tim yang ada di EH Bandung. “Di EH Bandung, ada empat program utama yaitu Semalam, Simargi, aksi publik dan beli yang baik, jadi ada timnya dan setiap tim diberi kebebasan untuk memilih tempat sendiri dan berkreasi”, tambahnya.
Saepul berharap setelah acara Bandung Semalam berlangsung kegiatan ini tidak hanya sebatas simbolis saja, tapi bisa diterapkan masyarakat dalam menghemat energi di kehidupan sehari-hari. “Harapannya acara ini tidak hanya sebagai simbolis dari surat edaran yang mengharuskan mematikan lampu setiap Selasa dan Jum’at selama satu jam mulai pukul 9 sampai 10 malam, tapi masyarakat juga bisa melanjutkannya dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Menanggapi apa yang disampaikan oleh Saepul, Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Lita yang menghadiri acara Bandung Semalam dalam sambutannya menyampaikan agar masyarakat mampu bijak dalam menggunakan energi dan mematikan listrik yang tidak perlu. Ia juga menuturkan bahwa dengan berlangsungnya acara Bandung Semalam di Cibunut ini dapat dijadikan sebagai media promosi Cibunut kepada negara lain yang tergabung dalam World Wildlife Fund (WWF).
“Selain adanya rangkaian acara dari EH Internasional yang biasanya diselenggarakan pada minggu ke tiga bulan Maret, video dari Bandung Semalam ini bisa dijadikan sebagai promosi Cibunut kepada negara yang bergabung dalam WWF agar lebih maju dan mampu menjadi destinasi wisata baru,” jelasnya.
Seorang warga, April yang mengikuti jalannya acara Bandung Semalam yang berlangsung di Cibunut lingkungan tempat dirinya tinggal mengungkapkan, bahwa acara ini sangat bagus dan mampu mengedukasi masyarakat. “Ini pengalaman pertama bagi saya dan ini bagus karena bisa mengedukasi diri saya dan masyarakat lain tentang bagaimana cara menghemat energi,” ungkapnya.
Selain itu, April juga mengharapkan semoga setelah berlangsungnya acara Bandung Semalam di wilayahnya, acara seperti ini bisa disenggalarakan di tempat lainnya agar masyarakat lain bisa tahu tentang kegiatan Semalam dan mendapatkan edukasi yang sama seperti masyarakat dilingkungannya.
“Harapannya mungkin semoga saya dan masyarakat lain bisa lebih tahu tentang kegiatan Semalam itu sendiri dan juga acara ini bisa terus berjalan untuk mengedukasi masyarakat lainnya agar bisa bijak dalam menggunakan energi,” pungkasnya.
Reporter : Dhea Amellia/Magang
Redaktur : Muhamad Emiriza