Advertorial

HMJ BKI Selenggarakan Workshop Trauma Healing

Ketua Bidang Kesiapsiagaan Bencana MRI Jawa Barat, Ikam Kamaludin memaparkan materinya terkait konseling trauma healing dalam workshop yang diadakan oleh HMJ Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) di Aula Abdjan Soelaeman, Kamis, (4/4/2019). (Abdul Azis Said/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) selenggarakan  workshop trauma healing  dengan mengusung tema “Deseminasi Trauma Healing Pasca Bencana Alam, yang berlangsung di Aula Abdjan Soelaeman, Kamis, (4/4/2019).

Workshop dibuka dengan pembekalan materi oleh Budiman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat. Selain Budiman, hadir pula pembicara dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jawa Barat, Ikam Kamaludin dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Pangandaran, Nandhini Hudha Anggarasari.

Berkenaan dengan tema dan agenda acara, Ketua Pelaksana  workshop tersebut, Muhamad Imam Abdul Aziz menguraikan bahwa tujuan diadakannya pelatihan konseling trauma healing sebagai respon terhadap makin dibutuhkannya peran konselor sebagai pendamping korban bencana. Sementara Imam juga menyebutkan bahwa belakangan ini juga makin seringnya terjadi bencana di Indonesia.

“Mengingat makin seringnya terjadi bencana di Indonesia belakang ini, sehingga masyarakat membutuhkan orang-orang yang siap-siaga dan mampu untuk terjun turun langsung membimbing masyarakat khususnya bagi masyarakat yang menjadi korban atas bencana alam tersebut,” jelasnya.

Pernyataan Imam  terkait meningkatnya insiden bencana alam di Indonesia ikut dibenarkan oleh ketua bidang Kesiapsiagaan Bencana MRI Jawa Barat, Ikam Kamaludin. Ia menyebutkan bahwa selain kuantitasnya yang meningkat, kualitas penangan terhadap bencana juga ikut mengalami perkembangan. Menurutnya, dalam lima tahun belakangan peningkatan tersebut khususnya terjadi pada sistem penanganan terhadap korban pasca bencana.

Ia menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengarui hal tersebut, salah satunya ialah karena masyarakat secara individu maupun kelompok makin partisipatif terlibat menjadi konselor  trauma healing yang kebanyakan sifatnya ialah sukarelawan. Perkembangan itu juga diikuti dengan makin banyaknya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus mengabdikan diri pada persoalan ini.

Karena peran tersebut, Ikam kembali menambahkan bahwa terdapat beberapa hal yang dibutuhkan seorang konselor trauma healing sebagai pembekalannya. Selain pentingnya penguasaan terhadap materi, dibutuhkan jam terbang dan pengalaman yang banyak, juga persiapan mental. Kesemua itu kian penting karena nantinya konselor akan menemui berbagai persoalan yang ada di lapangan.

“Disamping menguasai materi, konselor juga perlu sering berlatih di lapangan, Selain itu dibutuhkan juga mental yang baik, karena konselor nantinya akan dihadapkan pada beberapa kondisi di lapangan, bukan hanya arahan tetapi juga akan banyak kendala nantinya di lapangan,” ungkapnya

Sebagai harapan dari diselenggarakannya workshop tersebut, baik Imam juga Ikam berharap pembekalan itu akan memberikan pengetahuan tambahan bagi mahasiswa terkait konseling trauma healing. Dari pengetahuan tersebut nantinya dapat diaplikasikan dan  saling bertukar pengetahuan dengan masyarakat terkait penanganan korban bencana alam.

Reporter : Abdul Aziz Said

Redaktur : Lia Kamilah

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas