Kampusiana

Inilah Tuntutan FKU UIN Bandung untuk Rektor Terpilih

UIN Bandung

Dok. Suaka

SUAKAONLINE.COM- Unggulnya Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Mahmud dalam pemilihan rektor di UIN SGD Bandung periode 2015-2019, membuat Forum Komunikasi UKM/UKK (FKU) angkat bicara. Koordinator FKU, Andri Maulana mengatakan bahwa seorang pemimpin kampus harus melihat ke bawah, dalam artian melihat kegiatan mahasiswa secara langsung.

Bagi FKU sendiri yang penting di UIN Bandung adalah transparansi. “ Coba bandingkan dengan kampus lain, seperti UIN Jakarta, UI dan lainnya. Kalau mereka, dua bulan jelang pemilihan sudah tahu siapa calonnya, apa visi dan misi calonnya,” kata laki-laki yang akrab disapa Zombi ini, Senin (11/5/2015).

Andri dan FKU juga menilai jalannya pemilihan rektor di UIN Bandung masih harus meningkatkan transparansi dan mekanisme yang jelas. Tidak hanya itu, FKU juga memandang Dewan Mahasiswa (Dema) tidak mengambil sikap yang jelas dalam pelaksanaan pemilihan rektor tersebut, padahal DEMA adalah lembaga mahasiswa normatif yang paling tinggi di UIN Bandung.

“Sebenarnya beberapa hari pemilihan rektor DEMA dan yang lain akan mengadakan debat calon rektor. Di sana kita diundang, tapi saya tidak terlalu mengakomodir anggota UKM/UKK takutnya ada prasangka-prasangka yang lain. Tapi, menurut saya pribadi itu hanya kegiatan ceremonial saja, harusnya Dema bisa mengakomodir jauh-jauh hari dan melakukan sosialisasi,” kata Andri.

Masa Deddy Ismatullah menjabat sebagai rektor pun, dinilai Andri terlalu normatif dan banyak menggunakan hak progatif yang dilakukannya. Andri mencontohkan hal itu pada kebijakan jam malam, yang menurutnya adalah hak progatif Deddy sebagai rektor yang bertindak berdasarkan asumsi yang tidak bisa dibuktikan. Hal ini juga akan berkaitan dengan fasilitas-fasilitas yang ada karena prasangka-prasangka tersebut.

“Dulu aja kan tidak ada CCTV, sangat bebas sekali di sini. Dan sampailah kita FKU itu memperjuangkan jam malam, sampai kita menyampaikan solusi dengan dua arah, khususnya kepada penghuni SC. Tapi, Prof Deddy jarang melakukan forum diskusi. Meskipun secara hirarki ada bawahannya, tapi yang bawahannya tetap  saja jarang berhubungan langsung,” kelu Andri.

Menyoal apresiasi kampus terhadap mahasiswa yang berprestasi serta fasilitas yang diberikan, Andri menilai masih sangat minim. Setiap UKM/UKK sangat prinsipil dalam menjalankan kegiatannya, kata Andri, meskipun tidak ada uang yang turun, kegiatan UKM/UKK tetap akan berjalan. “ UKM/UKK mah rek aya rek eweuh duit jalan weh terus,” papar laki-laki yang aktif di UKM Mahapeka ini.

Namun, di balik semua pandangan FKU terhadap rektor yang lalu dan pemilihan rektor yang  telah terselenggarakan itu, Andri pun menyampaikan harapan. Menurut Andri, setiap pemimpin harus bisa menjalankan tugas dan fungsinya. Andri juga berharap pemimpin kampus nantinya mampu berinteraksi langsung dengan mahasiswanya, “Lihatlah apa kegiatan mahasiswa, jangan terlalu sok ekslusiflah, jangan susah ditemui. Minimal dalam satu bulan sekali diadakan diskusi bersama mahasiswa,” pungkasnya.

Reporter         : Restia Aidila Joneva

Redaktur        :Isthiqonita

3 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas