Oleh: Nia Nur Fadillah*
Aku tak berharga
Bak puisi sang maestro Chairil Anwar
Aku binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang
…
Jauh dari tanah airku
Membawaku ke tempat yang penuh pilu
Dengan semua janji manismu
Kau tipu aku
…
Tak pasti apa yang kulakukan
Tapi ku tak sendirian
Tak pasti apa yang harus kulakukan
Tapi aku butuh pertolongan
…
Tolong!
Hai tuan di sana tolong kami !
Tolong kami!
Bebaskan kami!
…
Apa ku tak berharga?
Hingga kau menjual nyawa
Apa kau insan manusia?
Tega mempermainkan nyawa
…
Disini aku menunggu
Berharap akan hal yang tak pasti
Atas semua kepastian yang ku nanti-nanti
…
Dari balik mejanya sang tuan menjawab
Atas semua kepastian yang ku rindukan
Bukan! Bukan aku, tapi yang kami rindukan
…
Terima kasih tuan kami bisa tidur tenang
Ku bukan binatang jalang, aku sudah pulang
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Jurnalistik semester dua, serta anggota magang LPM Suaka