*Press Release*
Senin 6 November 2017 penyebaran Buletin @galiter LPM Ro’yuna ke tataran kampus UIN Matraram. Saat itu tidak ada reaksi dari PMII terkait tulisan Opini Sekjen Mataram yang berjudul “Berhenti Membuli PMII”.
Selasa 7 November tidak ada reaksi dari PMII. Namun, pada hari Rabu, mereka berorasi di depan Sekretariat LPM Ro’yuna menuntut adanya permohonan maaf dari Idham selaku penulis Opini.
Kamis 8 November 2017, Mereka tidak terima atas dasar ungkapan “Seperti aksi-aksi pesanan untuk meruntuhkan suatu golongan yang berbeda dari NU, atau isu yang paling memalukan dari kader-kader PMII seperti “aksi nasi kaput” tidak jarang celotehan mahasiswa yang kebetulan melihat mereka melaksanakan aksi, “pasti mereka lapar, dan menunggu bapaknya keluar memberi uang makan,” asyik hubungan harmonis NU sangat solid”.
Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Cabang PMII Mataram, Idham selaku penulis Opini disuruh meminta maaf melalui Terbitan tertulis resmi dari Buletin @galiter sampai hari Kamis, 8 November 2017 dengan waktu yang telah ditentukan dari pihak PMII pukul 12:00 Siang.
Pada pukul 09:00 Wita, Idham yang sedang melayoting Buletin @galiter dengan melampirkan permohonan maaf. Pada saat bersamaan, Idham mendapat kecaman dan diciduk beberapa anggota PMII yang sedang melakukan orasi brutal di depan Sekretariat LPM Ro’yuna dengan tuntutan yang berbeda dari kesepakatan awal.
Saat itu juga mereka meng-arak Idham selaku penulis Opini dengan mengalungkan tulisan di dada bertuliskan “Minta maaf nama pribadi untuk PMII” sambil membawa Bendera PMII dan memohon maaf secara terbuka di halaman parkiran UIN Mataram. Idham melakukan dengan terpaksa karena jumlah anggota yang berada di sana sudah tidak bisa dibendung, dengan emosional tinggi.
Salah satu anggota PMII sempat menampar pipi Idham tanpa alasan yang jelas, namun itu tidak dihiraukan oleh Idham kerena kondisi yang sudah tidak bisa dikordinir oleh pihak keamanan yang berjaga di sana.
Terkait masalah tersebut, ada 3 ancaman sebelum anggota PMII meng-arak Idham ke depan publik untuk meminta maaf, ada pun ancaman itu sebagai berikut:
1. Perusakan sekretariat LPM Ro’yuna
2. Pengeluaran dari UIN Mataram.
3. Dan, dibawa ke Meja Hijau.
Terkait ancaman tersebut, PMII juga tidak puas sampai disitu, akan ada aksi lanjutan pada hari Senin 13 November 2017 terkait “ketidakpuasan” anggota PMII terakit permohonan maaf dengan cara tertulis dan diarak di depan umum (halaman parkiran UIN Mataram).
Tanggapan PPMI Mataram, akan melakukan konsolidasi terkait hal tersbut, PPMI Mataram akan bekerjasama dengan AJI Mataram dalam melakukan konsolidasi dengan Ketua Cabang PMII Mataram terkait hal tersebut. Karena mengingat cara-cara yang dilakukan oleh PMII tidak sesuai dengan prosedur permohonan maaf.
Salam Persma!!!