Kampusiana

Ketua KPU Jabar: Mahasiswa Harus Menghindari Golput

Dalam rangka milad pertama, Program Studi Ilmu Politik mengadakan Kuliah Umum, di Aula Fisip, Jumat (15/3/2019). Yorin Zela/ MAGANG

SUAKAONLINE.COM – “Mahasiswa harus menjadi pemilih yang cerdas, menyalurkan hak pilihnya, dan menghindari golput,” ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, Rifki Ali Mubarok, saat menjadi pembicara dalam Kuliah Umum yang diadakan dalam rangka milad pertama jurusan Ilmu Politik, yang bertema “Pemilu dan Pendidikan Politik Bermartabat”, di aula Fakulta Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), UIN SGD Bandung, Jumat ((15/03/2019).

Dalam kuliah umum ini, Rifki Ali Mubarok membahas mengenai demokrasi, pemilu, dan pemilih, yang bertujuan agar mahasiswa menjadi pemilih yang cerdas dan tidak golput. Menurutnya, masyarakat harus diberi edukasi dan sosialisasi mengenai pemilu dan politik kotor seperti money politik, dan mahasiswa harus berperan aktif dalam mensosialisasikan pemilu.

“Karena lewat mahasiswa edukasi pemilu dapat dengan mudah tersebar, baik melalui forum diskusi maupun media sosial. Itu adalah salah satu fungsi mahasiswa sebagai agent of change dan social control,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, pemuda tidak boleh tergoda dengan praktik money politik yang merusak demokrasi di Indonesia. Mahasiswa adalah generasi yang akan memberikan perubahan, oleh karena itu generasi muda harus terlibat dalam setiap pesta demokrasi yang akan menentukan nasib bangsa lima tahun kedepan. “Pada tahun politik ini kita harus menerapkan budaya politik cerdas, mengindari adanya golput, dan memerangi adanya money politik atau politik kotor,” ujarnya.

Lebih lanjut, menurut Rifki, KPU sendiri telah membuka program layanan pindah memilih atau pindah tempat pemungutan suara bagi mahasiswa di beberapa perguruan tinggi. Layanan ini bertujuan untuk memudahkan mahasiswa rantau menggunakan hak pilihnya, ia berharap bahwa program layanan pindah memilih ini nantinya dapat mempermudah mahasiswa salurkan hak pilihnya dan akan  meminimalisir adanya golput pada pemilu yang akan datang.

Selain itu Ia juga menghimbau kepada para mahasiswa agar tidak memilih karena faktor partisan, karena alasan golongan ataupun faktor lainnya. Tapi harus memilih dengan cerdas dan kritis. Pemilih pemula menurutnya juga jangan memilih karena faktor kedekatan, agama, dan lain-lain, tapi harus rasional. “Lihat latar belakangnya kenali dengan baik setiap calon yang ada kemudian lihat dari program kerja serta visi misinya. Mahasiswa merupakan kaum intelektual harus berperan aktif dan melek terhadap perkembangan politik lokal maupun nasional di jawa barat,” tambahnya

Menurut ketua jurusan Ilmu Politik Asep Sahid Gatara  di adakannya kuliah umum ini pada milad perdana ilmu politik tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi dalam menghadapi pemilu 2019 mendatang, agar menjadi pemilu yang baik terutama pemilu yang bermartabat melalui pendidikan politik. Dengan didatangkannya ketua KPU sebagai narasumber dalam kuliah umum agar bisa mengedukasi mahasiswa dan mahasiswa bisa menjadi pemilih yang cerdas.

“Kuliah umum ini merupakan sajian dari prodi ilmu politik untuk semua civitas khususnya untuk ilmu politik dan umunya untuk semua civitas yang ada di fisip. Supaya ini bisa diikuti juga oleh semua civitas dan ini penting untuk sama-sama prodi ilmu politik bersama semua civitasnya memberikan kontribusi untuk bagaimana sih pemilu 2019 ini menjadi pemilu yang baik, melalui apa melalui pendidikan politik,” ujarnya saat ditemui di ruang kerja, Selasa, (19/03/2019).

Beliau menambahkan sebenarnya pendidikan politik ini sudah diberikan di kelas, hanya saja memang dengan prodi Ilmu Politik mengadakan kuliah umum adalah agar bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa FISIP. Kemudian diharapkan dengan adanya kuliah umum ini akan menjadi bekal pengetahuan dalam menghadapi tahun politik  terutama pada pemilu mendatang yang akan digelar serentak pada 17 April 2019.   

Asep juga berharap dengan adanyanya kuliah umum ini, mahasiswa memanfaatkannya dengan baik. “pada tahun politik 2019 ini adalah fenomena/gejala yang berdimensi politik maka ini sebagian lahan subur untuk mahasiwa terutama prodi Ilmu Politik bisa menjadi dijadikan pelajaran yang penting untuk kemudian membiasakan diri, membudayakan diri untuk mengamati peristiwa tersebut. momen politik ini semoga bisa di  manfaatkan oleh mahasiswa untuk menjadi penganalisa politik dan ikut serta berperan dalam agen sosialisai pemilu.” pungkasnya.

Reporter: Yorin Zela/ MAGANG

Redaktur: Harisul Amal

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas