Lintas Kampus

KPK Kembali Gelar ACYC

Wakil Wali Kota Bandung, Oded Danial saat memberikan sambutan dalam pembukaan Anti Corruption Youth Camp (ACYC) 2017 di Ruang Serbaguna Balai Kota Bandung, Sabtu (4/12/2017). (Ayu Isnaini/ Suaka)

 

SUAKAONLINE.COM –  Talkshow berjudul “Ngobrolin Korupsi sama Millenials” resmi buka acara Anti Corruption Youth Camp (ACYC) 2017 di Ruang Serbaguna Balai Kota Bandung, Sabtu (4/12/2017). ACYC sendiri merupakan acara tahunan yang telah diadakan sejak 2014 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bekerja sama dengan berbagai komunitas seperti Transparansi International Indonesia, Jaringan Gusdurian, Pemantik, dan berbagai komunitas yang bergerak di bidang terkait lainnya.

Talkshow yang juga dibuka oleh Wakil Wali Kota Bandung, Oded Danial tersebut turut menghadirkan pemateri-pemateri dari berbagai instansi maupun komunitas yang aktif menyuarakan kampanye anti korupsi terutama melalui konten kreatif. Salah satunya ialah Social Marketing Strategic, Iman Sjafei.

Dalam pemaparannya, Iman menyampaikan materi mengenai fungsi konten kreatif untuk menyuarakan anti korupsi di dunia maya. Hal tersebut selaras dengan tujuan ACYC 2017, salah satunya yaitu untuk mengajak para pemuda ikut serta dalam upaya mengkampanyekan isu anti korupsi melalui ruang digital.

Menurut Iman, saat ini persepsi mengenai korupsi di masyarakat sudah menurun, karena praktik korupsi dianggap menjadi sesuatu yang sudah biasa dilakukan. Hal ini tidak dapat dibiarkan, karena korupsi merupakan tindakan amoral yang merugikan banyak orang.

Kampanye menggunakan konten kreatif di dunia maya merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengingatkan kembali persepsi korupsi di masyarakat, terutama generasi muda. “Iseng-iseng yang terkonsep di medsos kalau dilakukan dengan serius dan konsisten akan berdampak,” ungkap Iman.

Namun pembahasan mengenai isu anti korupsi di media sosial seperti blog, vlog, dan lain sebaginya dicap sebagai pembahasan yang kurang menarik oleh pengguna media sosial, yang umumnya merupakan generasi Y atau disebut sebagai generasi millenial. Oleh karena itu, Imam memberikan beberapa tips agar kampanye anti korupsi di kanal digital dapat diterima target.

Imam mengatakan salah satu kuncinya yaitu dengan membuat kampanye yang down to earth sehingga mampu menyentuh emosional targetnya. “Tidak bisa kampanye anti korupsi kalau tidak relevan dengan emotional emosinya orang,” katanya.

Imam mencontohkan kampanye yang bersifat kaku seperti bahasa yang digunakan akan sulit diterima oleh kalangan muda. Oleh karena itu perlu adanya modifikasi agar kampanye yang dilakukan memiliki kesan ‘kekinian’ sehingga dapat diterima baik oleh kaum muda maupun tua.

Selain itu, Imam juga berpesan kepada para peserta untuk membuat konten yang tidak tabrak lari, tetapi harus konsisten. Konsistensi ini diperlukan agar karya yang dibuat tidak tercecer sehingga mampu menimbulkan dampak yang diharapkan. “Kalau bisa bikin yang berseris, dilakukan terus menerus,” jabarnya.

Di samping Imam, turut hadir pula Penasihat KPK, Mohammad Tsani Annafani, Sekjen Transparency International Indonesia, Dadang Trisongko, Anita Wahid, Melanie Subono, dan beberapa pembicara lainnya yang memberukan materi dalam talkshoe pembukaan ACYC 2017.

ACYC 2017 akan digelar selama sepekan hingga tanggal 10 Desember 2017 mendatang di Kota Bandung dengan mengusung tema “Millenials, Beda, dan Berkarya”. Setelah tahun-tahun sebelumnya pernah diadakan di beberapa kota lain, diantaranya Bogor, Yogyakarta, dan Sabang. Tahun ini, ACYC 2017 menerima 56 pemuda dari seluruh Indonesia yang dipilih melalui berbagai rangkaian seleksi.

Reporter : Ayu Isnaini

Redaktur : Dadan M. Ridwan

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas