SUAKAONLINE.COM – Keterbatasan dan kurangnya pengawasan Satpam di kampus UIN SGD Bandung menjadi salah satu faktor banyaknya kasus pencurian di masjid Iqomah dan sekitarnya. Hal ini menuai komentar dari Ketua Keamanan UIN SGD Bandung, Agus Siswanto. Ia menegaskan tidak mungkin Satpam memeriksa orang yang masuk ke UIN satu persatu, “kita hanya mengawasi saja,” ujarnya, Kamis lalu.
Sebenarnya, pihak kampus mengerahkan 10 orang Satpam dalam piket siang hari untuk penjagaan keamanan diluar fakultas atau dilapangan. Terbagi lagi atas 3 lokasi, yaitu di Fakultas Adab dan Humaniora dikerahkan 2 anggota, di Fakultas Syariah dan Hukum 2 anggota, di Mahad 2 anggota dan sisanya berjaga di gerbang depan.
Agus tidak memungkiri bahwa adanya kejahatan di sekitar kampus dan memang beberapa waktu lalu mereka mendapatkan laporan dari pihak DKM masjid bahwa adanya pencurian. Sebenarnya dari pihak DKM telah membentuk pihak keamanan sendiri. Namun, dengan kurangnya pengawasan dan tidak adanya Satpam yang berjaga di sekitar masjid menjadi sasaran bagi para pelaku.
Dalam satu bulan terakhir terjadi pencurian helm dan sepatu yang dilakukan seorang laki-laki yang tertangkap basah oleh pihak keamanan DKM masjid. Pihak keamanan DKM masjid melaporkan kejadian tersebut dan menyerahkan pelaku kepada satpam. Pihak satpam pun tidak ambil diam, mereka membawa pelaku ke Polres Panyileukan untuk ditindaklanjuti.
Namun, hanya sebagian kecil saja pelaku yang tertangkap basah, pelaku kejahatan lainnya berhasil lolos dan jauh dari pengawasan keamanan. Sehingga masjid Iqomah UIN masih rawan kejahatan pencurian. Agus menegaskan bahwa keamanan Masjid bukan sepenuhnya kesalahan satpam. “Disamping keterbatasan satpam yang ada, para mahasiswa harus lebih berhati-hati dan diharapkan tidak teledor dalam menyimpan barang pribadinya,” pungkasnya.
Reporter : Sabilla Wahyuni/Magang
Redaktur : Robby Darmawan