Sosok

Lia Yulianti : 14 Tahun Mengabdi di Dunia Literasi

Lia Yulianti (kerudung hitam) saat berada di perpustakaan Taman Pamekar, Sukabumi, Minggu, (11/09/2016). Kecintaannya terhadap membaca membuat ia mumutuskan untuk mengelola perpustakaan sejak pertengahan November 2002 lalu. (SUAKA/Purna Irawan)

Lia Yulianti (kerudung hitam) saat berada di perpustakaan Taman Pamekar, Sukabumi, Minggu, (11/09/2016). Kecintaannya terhadap membaca membuat ia mumutuskan untuk mengelola perpustakaan sejak pertengahan November 2002 lalu. (SUAKA/Purna Irawan)

SUAKAONLINE.COM,–Untuk menumbuhkan budaya literasi masyarakat, harus dimulai dengan adanya perpustakaan yang memadai. Hal tersebut diungkapkan oleh pengelola perpustakaan Taman Pamekar Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Lia Yulianti. Kecintaannya terhadap membaca membuat ia mumutuskan untuk mengelola perpustakaan sejak pertengahan November 2002 lalu. “Awalnya saya diminta oleh Kepala Desa saat itu, tapi sampai 14 tahun ini saya semakin cinta berkarya di perpustakaan,” ungkapnya ketika ditemui Suaka di Perpustakaan Kabandungan, Sukabumi, Minggu, (11/09/2016).

Yuli menceritakan bahwa antusias masyarakat saat itu sangat tinggi, hingga mencapai rata-rata seratus delapan puluh pengunjung dalam satu hari. Namun, hal tersebut tidak berbanding lurus dengan fasilitas yang tersedia. Jumlah buku-buku dan fasilitas lainnya, sangat terbatas. Perjalanan Lia mengelola perpustakaan tidaklah mudah. Sulitnya koordinasi dan dukungan pemerintah desa menjadi salah satu hambatan baginya. Ia sempat mengajukan permohonan dana kepada pemerintah desa namun tak sesuai dengan harapan.

Menyadari kurangnya dukungan dari pemerintah sekitar, pada awal 2006 Yuli mulai bekerjasama dengan salah satu perusahaan energi yang berada di wilayahnya. Ia pun dibantu oleh sejumlah mahasiswa dan pelajar yang memiliki tujuan yang sama. “Selama empat belas tahun ini kami menerima bantuan dari pemerintah desa sebesar 0 rupiah, jadi untuk biaya operasional biasanya saya peroleh dari biaya member dan dana CSR beberapa perusahaan,” ungkapnya.

Meskipun demikian, ia megetahui bahwa bantuan pemerintah pusat melalui dana desa belum ia serap sama sekali. Padahal menurutnya perpustakaan menjadi salah satu hal penting untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. “Saya berharap pemerintah sekitar bisa mendukung meskipun tidak berbentuk rupiah,” harapnya. Ia pun menambahkan, harapannya agar ada donator yang menyumbangkan buku untuk menambah koleksi bacaan di perpustakaannya.

Di balik keterbatasan dana dan fasilitas, perpustakaan yang ia kelola pernah menorehkan prestasi yang membanggakan. Diantaranya menjadi 7 besar lomba perpustakaan se-Jawa Barat pada tahun 2016. Kini, Perpustakaan Taman Pamekar tak hanya menyediakan buku-buku bacaan saja. Sejumlah pelatihan pun ia adakan seperti pelatihan sablon manual, pelatihan online shop serta penyuluhan gerakan internet dan wisata positif. Untuk menambah wawasannya dalam dunia perpustakaan, ibu dua orang anak ini tengah menempuh kuliah di salah satu universitas terbuka di Sukabumi. “Sekarang saya coba kuliah lagi biar lebih faham bagaimana cara mengelola perpustakaan yang baik untuk meningkatkan minat baca masyarakat,” pungkasnya.

Reporter : Purna Irawan

Redaktur : Edi Prasetyo

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas