
Dari kiri, Rektor UIN SGD Bandung Mahmud, Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Said, dan Ketua Senat Universitas UIN SGD Bandung Nanat Fatah Natsir pada acara puncak Dies Natalis ke- 48 UIN SGD Bandung, Jum’at (8/4/2016) di Gedung Anwar Musaddad. Dalam kesempatan ini juga Lukman Hakim meresmikan nama baru untuk beberapa gedung di UIN Bandung. (Muhammad Ade/ Magang)
SUAKAONLINE.COM, — Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan UIN Bandung siap menciptakan ulama-ulama unggul yang menguasai sanis dan teknologi. Hal ini disampaikannya pada sambutan acara puncak Dies Natalis ke- 48 UIN SGD Bandung, Jum’at (8/4/2016) di Gedung Anwar Musaddad.
Lukman menambahkan, UIN Bandung telah berkembang dengan baik. Ini pencapaian yang harus disyukuri dengan berbagai peningkatan. Mulai dari pembangunan tradisi akademik hingga riset dan penelitian perlu dikembangkan. Kampus ini, katanya akan diwariskan ke generasi mendatang.
Mempersiapkan peradaban yang unggul dan kompetitif tentu tidaklah mudah. UIN Bandung harus berkomitmen dalam mengembangkan Fakultas-fakultas agama, porsi mata kuliah agama seimbang antara ilmu umum dan agama.
“Persoalan akademik dan non akademik, semua harus secara simultan berjalan. supaya UIN mampu menyamai universitas yang sudah ada bahkan mengungguli universitas lain, caranya dengan pengembangan riset yang terus menerus, saya optimis UIN memberikan harapan yang cukup besar,” tegas Lukman.
Ia juga berpesan pada seluruh mahasiswa untuk menanamkan nilai akhlak mulia, nilai-nilai luhur, transparansi, akuntabilitas serta kejujuran harus tertanam dalam diri mahasiswa. “Seluruh mahasiswa harus senantiasa berubah, aktif, kreatif, melahirkan karya baru yang signifikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini,” ujarnya.
Senada dengan Lukman, salah satu dosen Fakultas Syariah dan Hukum, Muhammad Anton mengatakan kultur akademik yang baik harus senantiasa dibangun. “Di usia yang ke- 48 UIN sudah berbeda dengan dengan sebelumnya, banyak hal yang sudah dilakukan oleh UIN, aspek formalnya sudah bagus, aspek substansinya harus difahami oleh civitas akademik. Dan untuk mahasiswa, ciptakan kultur akademik yang baik, contohnya dengan masuk kuliah sesuai jadwalnya 16 kali,“ ujarnya.
Reporter : Agung Trilaksono /Magang
Redaktur: Ridwan Alawi