Oleh: Chamid Nur Muhajir*
Rubuh, Terseok-seok tubuhku dalam kerumunan
Peluh mengurat jatuh dari air mata kegelisahan
Mati karena lapar atau mati karena pesakitan
Matiku karena ketamakan
…
Lapar… Takut
Takut… Lapar… Sakit
Sakit… Lapar
…
Sembako! Sembahku padamu
Secuil bagianmu kupuja untuk hamba rasa lapar
Kutukan kuhaturkan pada penimbun kalian
Sembako! Kaummu adalah bangsawan budiman
…
Begundal… Bangsat
Bangsat… Begundal… Penjilat
Selamat… Selamat
…
Rusak semua akal
Para penjilat mengurung bangsawan
Hanya mereka yang ingin selamat
Kami juga harus
…
Bakar… Bunuh
Pasung mereka!
Kubur
…
Hanya letik darah yang tersisa
Erungan-erungan perut sudah membutakan
Hati sudah digadai
Kemanusiaan diobral tak berharga
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan Syariah semester empat dan anggota magang LPM Suaka 2020