SUAKAONLINE.COM – Keluarga Mahasiswa Bidikmisi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN (KAMADIKSTIE) menggelar seminar kesehatan mental bertajuk “Emotional Freedom” via Zoom Meeting, Sabtu (21/5/2022). Acara ini menghadirkan seorang pemateri yang mumpuni yakni seorang psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia yang juga sebagai psikolog di PT Satu Persen Edukasi yaitu Muhammad Syibbli Zainbrin.
Ketua Pelaksana Acara, Aulia Destya Pramesti mengatakan tujuan dari webinar ini ialah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kebebasan dalam beremosi seraya meraih kesehatan mental yang baik. Karena hal itu merupakan salah satu penunjang untuk meningkatkan produktivitas dan pengembangan karir di masa depan khususnya bagi generasi muda.
Dalam pemaparannya Psikolog sekaligus pemateri, Muhammad Syibbli Zainbrin menjelaskan mengenai kesehatan mental yang sudah di kerucut pembahasannya menjadi kebebasan emosional atau emotional freedom, yang merupakan suatu kebebasan dalam mengekspresikan diri lewat emosi. “Maksudnya seorang bisa merasakan hal apapun misalnya kebahagiaan, kesenangan, kekecewaan, kesedihan, dan sebagainya,” jelasnya, Sabtu (21/5/2022).
Sebelum menjelaskan lebih lugas mengenai kebebasan emosi, Syibbli mengatakan bahwa perlu diketahui terlebih dahulu mengenai konsep emosi. Ia menjelaskan bahwa emosi merupakan pola reaksi atau respon perasaan yang kompleks dari kejadian yang menimpa seseorang, bersifat personal yang melibatkan pengalaman maupun perilaku. Namun perasaan dan emosi adalah dua hal yang berbeda.
Disamping itu Syibbli juga memaparkan secara deduksi perihal kebebasan emosi atau emotional freedom. Dimulai dari definisi, tujuan, interaksi kepada partisipan dengan disajikannya beberapa pertanyaan terkait topik bahasan, macam-macam, hambatan serta solusi yang ditawarkan oleh pemateri.
Salah satu peserta webinar, Mahasiswi STIE YKPN Yogyakarta, Gracea Dharmaganti mengatakan pentingnya webinar kesehatan mental seperti ini untuk mengenal kondisi psikologis diri sendiri. “Menurut saya acara seperti ini asik banget sih untuk sharing-sharing mengenai kondisi psikologis agar kita tahu dan bisa lebih mengenali diri kita sendiri,” ujarnya saat diwawancarai via Whatsapp, Sabtu (21/5/2022).
Gracea juga mengungkapkan mendapat banyak ilmu dan pengetahuan baru terkait emotional freedom dengan mengikuti acara ini. “Bisa mengetahui apa itu emotional freedom, tahu gimana cara agar bisa emotional freedom, tahu kapan saat harus ke psikologi atau psikiater, dan tahu perbedaan penanganan antara psikologi dan psikiater,” ungkapnya.
Terakhir, seluruh panitia berharap peserta yang mengikuti acara ini mendapat manfaat dan motivasi mengenai kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari. “Mengingat saat ini masih dalam kondisi seperti ini dan kita hanya manusia biasa yang mungkin bisa terjadi apapun. Selain itu juga semoga bisa mendapatkan kesan yang baik untuk pemateri dalam acara ini, mengingat kesehatan mental merupakan aset yang penting dalam diri kita,” tutupnya.
Reporter : Diana Aslamiah & Leni N /Magang
Redaktur : Fitri Nur Hidayah/Suaka