Kampusiana

Nina Nurmila: Gender Bukanlah Kodrat

Komisioner KPID Jawa Barat, Nina Nurmila tengah menyampaikan materi di hadapan peserta talkshow Reaktualisasi Peran Ibu dalam Masyarakat, yang digelar oleh WSC UIN SGD Bandung, Selasa (22/12/2015). (isthiqonita/Suaka)

Komisioner KPID Jawa Barat, Nina Nurmila tengah menyampaikan materi di hadapan peserta talkshow Reaktualisasi Peran Ibu dalam Masyarakat, yang digelar oleh WSC UIN SGD Bandung, Selasa (22/12/2015). (isthiqonita/Suaka)

SUAKAONLINE.COM- Mayoritas masyarakat di Indonesia masih belum bisa membedakan gender dan kodrat. Biasanya gender selalu diidentikan dengan jenis kelamin. Padahal realitas gender adalah apa yang bisa dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, sedangkan kodrat adalah bawaan manusia yang tidak bisa dirubah.

Kodrat adalah ketetapan yang tidak bisa dirubah, kodrat yang membedakan lelaki dan perempuan, misalnya perempuan mengalami menstruasi, hamil, dan menyusui sedangkan lelaki tidak mengalami
hal-hal tersebut. gender bisa dilakukan oleh laki-laki dan perempuan semisal bekerja di ruang publik atau ranah domestik.

Hal tersebut disampaikan oleh Komesioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, Nina Nurmila dalam talk show yang digelar oleh UKM Women Student Center (WSC) UIN Bandung, dalam rangka memperingati Hari Ibu dan Milad WSC, Selasa (22/12/2015). Talkshow tersebut membahas reaktualisasi peran ibu dalam masyarakat.

“Hari ibu tidak hanya menghormati ibu, tetapi menghormati seluruh perempuan,” ujar Nina. Nina menegaskan bahwa Islam menghargai apapun yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, dan memandangnya secara setara, termasuk ketika perempuan memilih untuk berkarir.

”Masalah anak dan rumah tangga adalah masalah bersama antara suami dan istri,” tambah dosen di Fakultas dan Keguruan UIN Bandung itu. Sayangnya budaya partriarki masih kuat dipegang oleh masyarakat, sehingga masih memposisikan perempuan sebagai kelas kedua di bawah lelaki yang dianggap superior.

Padahal, Nina menambahkan, terdapat banyak ayat-ayat Al-Quran yang mendukung kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, sayangnya masih banyak ulama-ulama yang menafsirkan secara tidak berimbang. Nina menilai bahwa musuh Islam sebenarnya ialah budaya patriarki.

Reporter           : Isthiqonita

Redaktur          : Ibnu Fauzi

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas