Oleh : Ade Ifda*
Ini kisah Sang Marhaen
Membabu di tengah hiruk pikuk
Wajahnya tertekuk
Di bawah borjuis ia membungkuk
…
Sang Marhaen merana
Bukan ia tak punya asa
Tapi hanya satu pikirnya
Besok harus makan apa
…
Harapnya ia bekerja bersama pendingin udara
Tapi apalah daya
Berangsur duduk di pinggir jalan raya
Sederhana yang dilihat sebelah mata
…
Berhentilah
Sang Marhaen sudah pasrah
Apa lagi duhai borjuis serakah?
Tidakkah kalian merasa lelah?
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik semester dua dan merupakan anggota magang LPM Suaka