SUAKAONLINE.COM –Solidaritas Front persatuaan Rakyat (FPR) dan Mahasiswa Anti Militerisme melakukan aksi solidaritas terhadap korban penembakan warga sipil di kampung Oneibo, Tigi Selatan, Deiyai Papua. Mereka mengecam tindakan aparat tersebut dan menuntut agar segera diadili para pelaku tersebut, Rabu (9/8/2017) di depan Bandung Indah Plaza (BIP), Jalan Merdeka Kota Bandung.
Semulanya massa aksi akan melakukan Long March dari Bandung Indah Plaza Ke Plorestabes Bandung, namun tidak diizinkan oleh pihak kepolisian. Menurut Humas aksi, Munawar dirinya sudah memberi pemberitahuan kepada pihak kepolisian. “Sebenarnya kan polisi gaboleh merubah atau melarang aksi kami, mungkin polisi gamau ruang mereka dikotori karena pelaku Deiyai adalah Satuan Brimob,” terangnya.
Kronologisnya bermula ketika salah seorang warga bernama Ravianus Douw (24), yang tenggelam setelah mencari ikan. Douw bisa diselamatkan dengan kondisi kritis, setelah itu warga meminta bantuan kepada pekerja Proyek Pembangunan Jembatan Kali Oneibo. Tapi para pekerja tidak bersedia membatu dan mengantar. Akhirnya warga pun jalan dan menemukan angkutan umum dan dilarikan ke rumah sakit umum setempat namun nyawa korban tidak bisa tertolong.
Setelah pulang dari rumah sakit, warga emosi dan marah kepada pihak perusahaan yang tidak mau membantu. Menurut warga, jika perusahaan membantu cepat dan membawa korban ke rumah sakit, nyawa korban dapat diselamatkan dengan bantuan medis. Karena tidak membantu, warga menjadi marah, mengamuk dan membongkar pos penjagaan. Setelah beberapa menit kemudian pasukan Brimob datang membubarkan paksa dengan rentetan tembakan. Akibatnya, tujuh orang tertembak. Satu diantaranya meninggal dunia dan yang lainnya mengalami luka-luka serius.
Salah satu mahasiswa asal papua, Willy mengecam atas aksi tindakan aparat tersebut, dia mengatakan jika tindakan tersebut merupakan tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). “Brimob yang seharusnya melayani rakyatnya dan melindungi rakyat malah bertindak seperti itu. Kami sangat mengcam tindakan aparat itu,” ujarnya.
Willy juga berharap semoga kasus tersebut dapat segera dituntaskan dan pelakunya segera diadili. Ia menagih janji Tito Karnavian yang akan menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. “Segera tuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM yang dijanjikan oleh Tito Karnavian,” tambahnya.
Front Persatuan Rakyat dan Mahasiswa Anti Milerisme pun menuntut:
- Indonesia harus bertanggung jawab ats tragedi kemanusiaan di Deiyai Papua.
- Tangkap, adili dan penjarkan pelaku penembakan yeng telah menewaskan 1 orang dan luka parah 6 warga lainnya.
- Tutup PT.Dewa dan perusahaan lainnya yang meruipakan dalang kejadian diatas tanah papua.
- Menolak rencana pembangunan pangkalan militer TNI AU dan Mako Brimob di Yahukimo.
- Menolak rencana pembangunan pangkalan militer TNI AU tipe C di Wamena,Jayawijaya.
- Menolak rencana pembangunan pangkalan tempat pelatihan militer kaimana.
- Tarik milter organik dan non oraganik ditanah papua.
- Buka seluas-luasnya ruang kebebasan pers dan hak menyampaikan pendapat dimuka umum.
Dan kepada PBB kami menyerukan:
“Berikan hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua sebagai penyelesaian persoalan Papua, sesuai hukum Internasional”
Reporter : Rafi Fachmi
Redaktur : Dadan M. Ridwan