SUAKAONLINE.COM – Sampah masker sekali pakai menjadi masalah baru bagi kesehatan lingkungan hidup. Sekretaris Bidang II Sosial dan Lingkungan Hidup Mahapeka UIN SGD Bandung, Bambang Badrudin menilai permasalahan sampah masker sekali pakai tidak dapat terkontrol lagi. Dilihat dari dampak dan banyaknya jumlah sampah masker yang berada di bantaran sungai dan laut.
“Kita belum punya alternatif lain untuk mengelola sampah masker sekali pakai. Pada akhirnya sampah tersebut akan menumpuk bahkan berada disembarang tempat. Lihat saja di bantaran sungai atau laut sampah masker udah lumayan banyak, tidak terkontrol. Sangat beresiko sekali jika tidak dikelola dengan baik,” ucap Bambang ketika diwawancara melalui sambungan telepon, Rabu, (17/3/2021).
Bambang menambahkan, lonjakan sampah masker tersebut diakibatkan tingginya jumlah pemakaian. Masyarakat menganggap masker sekali pakai lebih aman dan praktis untuk dipakai dibanding dengan jenis masker lainnya. Menurutnya, hal tersebut adalah pemahaman yang keliru tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan.
Untuk meminimalisir sampah masker sekali pakai, lanjut Bambang, perlu adanya edukasi kepada masyarakat terkait prioritas penggunaan masker. Dirinya menyarankan agar masyarakat memilih masker kain yang dapat digunakan berulang kali. Hal tersebut dinilai efektif untuk mengurangi sampah masker sekali pakai.
Mahasiswi jurusan Teknik Lingkungan Universitas Tunku Abdul Rahman Malaysia, Irene Scarlet berpendapat ada beberapa faktor yang mempengaruhi masker sekali pakai menjadi pilihan utama. Salah satunya ialah mengenai persepsi masyarakat terkait kegunaan masker tersebut.
“Memang ada beberapa faktor yang membuat masker sekali pakai menjadi pilihan utama, salah satunya adalah kenyamanan. Dimana masyarakat dapat langsung membuang masker setelah dipakai dan tidak perlu ribet untuk dicuci. Kedua adalah persepsi, masker sekali pakai dinilai lebih efektif dibandingkan masker yang bisa dipakai berkali-kali,” ujarnya.
Sama halnya dengan Bambang, Irene mengatakan cara paling efektif untuk mencegah peningkatan sampah masker sekali pakai adalah dengan menggunakan masker kain. “Memakai masker kain akan jauh lebih sustainable dibandingkan masker sekali pakai,” katanya.
Lebih lanjut, Irene mengingatkan agar masyarakat sadar terhadap dampak dari sampah masker sekali pakai. “Sebenarnya kesadaran dari masyarakat ada, tapi kurang. Contoh simpelnya ketika kita buang masker, enggak di gunting talinya. Padahal dengan mengunting tali dan membuang dengan benar, dapat membantu laut dan lingkungan sekitar. Karena sudah banyak organisme laut yang kelilit akibat masker,” tutupnya.
Reporter : Rabiah Al-Adawiyah Arni Putri dan Rashid Al Raz/Magang
Redaktur : Fuad Mutashim/Suaka