Sosok

Siti Kasmila: dari Film sampai Australia

Siti Kasmila saat berada di Autralia dari 16 - 23 Desember 2015. (Dok. Pribadi)

Siti Kasmila saat berada di Autralia dari 16 – 23 Desember 2015. (Dok. Pribadi)

SUAKAONLINE.COM, — Berawal dari kegemarannya menonton film-film barat membawa Siti Kasmila pada pengalaman baru. Desember 2015 lalu, Kasmila menjadi salah satu delegasi mahasiswa Indonesia untuk diberangkatkan ke Perth, Australia dalam program Student Mobility yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama.

Bukan hanya kualitas gambar dari film-film barat yang Kasmila sukai, tetapi alur cerita, dan penokohan kuat membuatnya semakin tertarik pada sineas Hollywood. Ia mengaku awalnya sulit memang memahami dialog-dialog film tersebut.

Namun rasa ingin tahunya memaksa Kasmila untuk mempelajari bahasa lazim film kesukaannya. Bahasa Inggris. Memperlajari bahasa Inggris baginya menjadi salah satu cara untuk memahami film barat.

Alasan sederhana ini menjadikan Kasmila tekun mempelajari bahasa Inggris. Tidak hanya untuk memahami film, ia pun mulai menerjemahkan buku-buku berbahasa Inggris, berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, dan mengikuti kursus bahasa Inggris.

Prestasi gadis cantik dengan lesung pipi ini meroket. Bulan November 2015 lalu Kasmila dinobatkan sebagai Duta Bahasa Puteri UIN SDG Bandung dalam acara Art Languange Festival yang diselengarakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pengembangan Bahasa (LPB).

Setelah itu disusul dengan terpilihnya Kasmila menjadi salah satu bagian dari 27 delegasi Indonesia untuk diberangkatkan ke Perth, Australia. Perjuangannya tidaklah mulus. Empat ribu peserta se-Indonesia menjadi pesaingnya. Ada tiga tahap yang harus dilalui Kasmila.

Atas do’a serta perjuangannya, Kasmila berhasil melalui tiga tahap tersbut, mulai dari penyeleksian, verifikasi berkas, dan tahap wawancara. “Do the best, you get the best,” Kasmila menyebutkan motto hidupnya.

Hal unik lainnya dari Languange Ambassador UIN Bandung ini, Kasmila bukanlah mahasiswi yang berasal dari latar belakang jurusan rumpun bahasa Inggris. Melainkan ia mahasiswi semester delapan dari Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Ia menceritakan sedikitnya pengalaman pertama kakinya melangkah di negeri kangguru. Peserta Student Mobility diikutsertakan pada dialog kebudayaan dan ekonomi Australia, melihat pertambangan di Australia, mendatangi suku Aborigin yang merupakan suku asli Australia, dan yang paling menarik, menurutnya saat ia menghadiri konser malam natal di Perth.

“Perjalanan yang mengesankan, karena disana kita diajarkan bagaimana hidup di negara orang, dan sebagai penganut agama minoritas,” tambah perempuan kelahiran April ini. Karena kemampuan bahasa dan kepribadiannya yang menarik, ia pun ditawari beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Australia, konsentrasi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

Kasmila mengatakan ini menjadi pembuktian bahwa bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya sangat perlu dikuasai oleh semua orang, bukan hanya mahasiswa yang belajar di jurusan kebahasaan saja.

Dua prestasi prestisus ini, lanjutnya bukan hanya diraih dengan kemampuan berbahasanya, namun beberapa organisasi lain yang menopangnya. Kasmila aktif di Kelompok Bahasa Mahasiswa Islam (KBMI) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan pengisi training motivasi HBB Community diberbagai daerah di Indonesia. menurutnya, kegiatan ini cukup membantunya dalam pengembangan bahasa dan nalar intelektualnya.

Pengalaman tersebut menjadikannya pribadi yang percara diri, berani, dan mandiri untuk mencapai tujuan hidupnya. “Mencetak sejarah, membangun peradaban untuk bahagia di dunia dan akhirat,” ujar Kasmila. Oleh karena itu, ia pun tidak lupa kewajiban hidupnya untuk mempelajari ilmu agama dengan menjadi santri di pesantren Peradaban.

Ia memetik pelajaran dari perjalanan hidupnya bahwa keseimbangan ilmu sangat diperlukan di zaman global ini. “Terlebih upaya agar selalu bergerak dalam hidup ini, terutama dalam kehidupan di masyarakat serta ikut andil dalam mengharumkan nama bangsa melalui bahasa,” tutup Kasmila.

Reporter : Reina Nurjanah

Redaktur: Ridwan Alawi

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas