Kampusiana

Strategi Tingkatkan Kesiapan Indonesia Menghadapi MEA

(Dari kiri) Rektor ITB, Kadarsah Suryadi; Rektor Unpad, Tri Hanggono Achmad; Moderator, Ali Ramdhani; Rektor UPI, Furqon; dan Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud saat menghadiri Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalies UIN SGD Bandung Ke-48 di Aula Multipurpose UIN SGD Bandung, Kamis (31/3/2016). (Puji Fauziah / Magang)

(Dari kiri) Rektor ITB, Kadarsah Suryadi; Rektor Unpad, Tri Hanggono Achmad; Moderator, Ali Ramdhani; Rektor UPI, Furqon; dan Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud saat menghadiri Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalies UIN SGD Bandung Ke-48 di Aula Multipurpose UIN SGD Bandung, Kamis (31/3/2016). (Puji Fauziah / Magang)

SUAKAONLINE.COM – Memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan global di seluruh sektor. Era persaingan ini menuntut adanya kesiapan. Jika tidak, Indonesia akan menjadi objek skenario pembangunan ekonomi untuk pembangunan pasar baru oleh negara lain.

Hal tersebut di sampaikan oleh Rektor Universitas Padjajaran (Unpad), Tri Hanggono Achmad, saat memberikan materi dalam Seminar Nasional di Aula Multipurpose UIN SGD Bandung, Kamis (31/3/2016). Seminar yang mengusung tema “Inovasi dan Sinergi Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” ini diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis UIN SGD Bandung ke-48.

“MEA dibentuk dengan tujuan agar negara di kawasan ASEAN bisa bertahan di tengah persaingan kemajuan berbagai komunitas kerja sama ekonomi di dunia. Ini dilakukan agar negara di kawasan ASEAN dapat meningkatkan daya saing pada aspek pembangunan ekonomi. Negara yang bisa survive adalah negara yang telah memiliki visi jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,” kata Achmad.

Achmad juga optimis bahwa Indonesia siap menghadapi MEA dengan potensi ekonomi masyarakat Indonesia yang besar serta berlimpahnya sumber daya alam maupun manusia. Selain itu, salah satu strategi meningkatkan kesiapan Indonesia adalah dengan reorientasi pembangunan industri di seluruh wilayah. Pembangunan industri harus mempertimbangkan keunggulan komparatif. Dengan demikian, tujuan pembangunan industri di Indonesia tidak lagi berbicara pada keuntungan finansial.

“Strategi ini menyasar pada penyesuaian pengembangan industri dengan potensi setiap wilayah di Indonesia. Sebagai contoh, jika suatu wilayah memiliki potensi pertanian, maka pembangunan yang dilakukan harus berbasis pada peningkatan sektor pertanian,” lanjut Achmad.

Selanjutnya, akademisi harus mampu memberikan inspirasi terhadap pola pembangunan ekonomi yang didasarkan pada peningkatan daya saing. Akademisi juga harus bisa memberikan berbagai data riset terkait perkembangan Indonesia saat ini serta rencana untuk masa depan.

“Kalau perguruan tinggi melakukan pendidikan hanya untuk menciptakan seorang yang memang kompeten, profesional saja tidak cukup. Kompleksitas permasalahan ini memerlukan karakter sesorang pemimpin, jadi pendidikan tinggi harus menghasilkan pemimpin sebetulnya. Kampus ini harus terbuka, didorong. Pendidikan itu tidak hanya di dalam kelas atau dikampus saja, karena permasalahan di dunia ini ada di luar sana,” ujar Achmad.

Selain Tri Hanggono Achmad, seminar ini juga dihadiri oleh Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Kadarsah Suryadi dan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Furqon.

Reporter : Puji Fauziah / Magang

Redaktur : Edi Prasetyo

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas