Kampusiana

Ulil Abshar Batal Hadir di UIN Bandung

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam UIN Bandung melakukan aksi menolak kedatangan JIL dan Syiah di depan Aula Anwar Musaddad, Senin (9/5/2016). (SUAKA / Robby Darmawan)

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam UIN Bandung melakukan aksi menolak kedatangan JIL dan Syiah di depan Aula Anwar Musaddad, Senin (9/5/2016). (SUAKA / Robby Darmawan)

SUAKAONLINE.COM — Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla membatalkan kehadirannya untuk menjadi narasumber dalam Diskusi Lintas Madzhab. Diskusi tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum (HMJ PMH) UIN SGD Bandung, di Aula Anwar Musaddad, Senin (9/5/2016).

Pada awalnya panitia penyelenggara akan mengundang empat narasumber lintas madzhab Islam. Mereka adalah Ulil Abshar Abdalla dari JIL, Jalaluddin Rahmat dari Syi’ah, Marzuki Wahid dari Nahdlatul Ulama (NU) serta Ayat Dimyati dari Muhammadiyah. Namun Ulil dan Jalaluddin batal hadir.

Ketua pelaksana diskusi, Azmi Ro’yal Aeni mengatakan bahwa alasan Ulil membatalkan kehadirannya ialah karena alasan keamanan. Padahal panitia telah mempersiapkan keamanan dari Polrestabes Kota Bandung serta Barisan Serbaguna (Banser) NU.

“Padahal ia, Mas Ulil sudah berangkat dari Jakarta sekitar pukul lima pagi. Bahkan sudah masuk Bandung tapi tiba-tiba membatalkan via telepon. Ketika dihubungi kembali langsung dialihkan,” terang Azmi. Sedangkan Jalaluddin Rahmat berhalangan karena ada tugas negara ke Kuala Lumpur yang tidak bisa ditinggalkan. Namun dari Syi’ah ada yang mewakili, yakni Babul Ulum.

Azmi menyayangkan dengan keputusan Ulil tanpa konfirmasi yang jelas selain menyoal keamanan. Apalagi pembatalan tersebut dilakukan sangat mendadak menjelang berlangsungnya acara.

Panitia Diskusi Lintas Madzhab mengalami berbagai hambatan. Misalnya ada pihak yang mengatasnamakan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang mengatakan bahwa UIN SGD Bandung tengah dalam bahaya, serta harus meninggalkan kegiatan yang diselenggarakan PMH. “Tetapi setelah dikonfirmasi kepada HMJ PBI itu tidak tahu menahu, jadi ada oknum yang mengadu domba,” tambah Azmi.

Selain itu ada kelompok mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Islam Indonesia yang menolak terselenggaranya acara tersebut. “Kenapa aliansi itu ada ketika diselenggarakan Diskusi Lintas madzhab, mengapa tidak dari dulu,” ujar Azmi heran.

Kebanyakan dari pihak-pihak kontra menyatakan diskusi tersebut merupakan langkah menerapkan doktrin JIL atau Syi’ah kepada mahasiswa UIN. “Padahal ini diskusi bukan seminar. Lalu karena kami juga latar belakangnya perbandingan madzhab dan hukum, khazanah keilmuan Islam kami tampung dan kami pilih-pilih yang baik. Kalaupun itu salah menurut kita tetapi kan kita tidak berhak menghakimi, ini adalah khazana keilmuan,” pungkasnya.

Tanggal 5 Mei 2014 HMJ PMH mengundang Ulil untuk menjadi narasumber dalam diskusi. Namun batal karena dihadang oleh demo yang dilakukan beberapa mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aliansi Mahasiswa Islam UIN SGD Bandung Tanpa JIL. Demo ini bermula saat HMJ PMH akan memperingati acara milad jurusan mereka yang ke-19.

Reporter : Isthiqonita

Redaktur : Edi Prasetyo

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas