SUAKAONLINE.COM – Satuan pengaman (Satpam) dan Office Boy (OB) UIN SGD Bandung, kembali mengadakan aksi untuk menuntut hak atas upahnya, di depan Ma’had Al-Jami’ah, Jumat (17/3/2017). Satpam dan OB yang seharusnya bertugas di jam kerja ini, tidak melaksanakan tugasnya dan menggelar pertunjukan untuk menarik perhatian warga kampus.
Dengan menggunakan gendang, mereka membuat suara-suara sambil mamakai atribut yang mengundang perhatian banyak orang. Demo ini terjadi karena, mereka merasa haknya tidak terpenuhi terkait sisa upah yang belum dibayarkan PT Masadenta selama periode 2016 lalu.
Setelah melakukan mediasi pertama, Mediator, Asep, menyampaikan beberapa tawaran terkait hasil mediasi awal. Terdapat tiga poin yang diajukan untuk disepakati bersama, oleh Satpam dan OB.
Pertama, merelakan sisa upah yang seharusnya berjumlah Rp 300.000 menjadi sisa Rp 100.000/ bulannya, dengan syarat upah dibayar langsung pada, Jumat (17/3/2017). Kedua, terkait upah yang semula dibayarkan setiap tanggal 4, menjadi tanggal 2 setiap bulannya. Ketiga, penghapusan overhead di periode 2017 ini.
“Berdasarkan hasil mediasi kedua, hanya point ketiga yang masih dipertimbangkan oleh pihak masadenta, mengenai penghapusan overhead. Pihak masadenta akan membayar sisa upahnya langsung di Aula Anwar Musadad Jumat sore ini,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut Staf Humas bagian Protokol, Helmi, menyampaikan bahwa, demo Satpam dan OB yang terjadi di Depan Ma’had pagi tadi itu salah tempat. “Kalau mereka mendemo PT. Masadenta, seharusnya mereka lakukan itu di Kantor PT. Masadenta, buka disini,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, tujuan dari demo yang dilakukan juga harus jelas, karena bukan pihak UIN yang membayar mereka, tapi PT. Masadenta. “Prosedurnya kan UIN bayar ke perusahaan, kemudian perusahaan yang membayar upah Satpam dan OB, jadi kalau ada kendala, ga ada urusan sama UIN,” tegasnya.
Pembagian upah Satpam dan OB pun, terjadi di Aula Anwar Musadad secara tertutup, dengan dikawal dua orang dari kepolisian. Menurut salah satu OB, Pepen, pihak PT berpesan agar kejadian ini tidak terulang kembali. Saat dimintai keterangan pihak PT Masadenta enggan berkomentar terkait hal tersebut, dan sejumlah OB ikut tutup mulut.
Reporter : Indah Rahmawati/ Magang
Redaktur : Hasna Salma