
Oleh: Evi Fitaulifia*
Menyandang gelar pendidikan
Masih tak cukup akal
Untuk menyampaikan gagasan dan sanggahan
Kebebasan berpendapat
Hanya sebuah slogan dalam pikiran
…
Aspirasi diacuhkan
Aksi ditonton bagai guyonan
Duduk di atas kuasa
Selalu menang atas rasa
…
Teori yang diajarkan
Tidak punya tempat untuk disampaikan
Percuma pendidikan mengajarkan kami kebenaran
Jika kebenaran yang kami tanyakan diabaikan
…
Kami disanjung lahir sebagai mahasiswa
Tapi direndahkan sebagai manusia
…
Kami dijanjikan
Tanpa kesepakatan perjanjian
Hasilnya hanya dongeng yang dinyanyikan
Agar si kecil ini berhenti merengek dalam pergerakan
…
Hak kami dipangkas
Respon kami diminta ikhlas
Tak hanya demam tinggi yang melanda negeri ini
Tapi setan juga merasuki pikiran petinggi negeri
…
Meski keluhan kami dibungkam
Kami tetap merangkak dalam kesakitan
Pergerakan kami akan terus berjalan
Membuktikan kebenaran memang berhak dimenangkan
…
Kewajiban kami tunaikan
Hak kami harus disampaikan
Kami tak pantas beri makan yang tak punya akal
Tak seperti kalian yang hanya tanda tangan
Jual ucapan dapat gajian
Ayah ibu kami harus berlomba dengan keadaan
Digilas tuntutan peran
Dapat uang untuk kalian makan
…
Hidup tak semudah doa yang dipanjatkan
Kebenaran juga perlu diperjuangkan
Dongeng yang kau sampaikan tak selalu pantas diamini
Tugas kami mengoreksi
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Studi Agama-agama semester empat dan anggota magang LPM Suaka 2020