Kampusiana

Lomba Debat Dema Fidkom, Angkat Isu Politik hingga Gender

Panitia pelaksana bersama peserta dan juri dalam lomba debat melakukan sesi foto bersama setelah pemberian hadiah bagi pemenang di Aula Student Center, Kamis (20/12/2018). Lomba debat tersebut merupakan rangkaian dari perhelatan Pekan Pendidikan dan Akademik yang diadakan oleh Dema Fakultas Dakwah dan Komunikasi. (Annisa Nurfauziah/SUAKA).

 

SUAKAONLINE.COM – Menutup rangkaian perhelatan Pekan Pendidikan dan Akademik, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (Dema Fidkom) adakan lomba debat yang diikuti oleh Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi di Aula Gedung Student Center, Kamis (20/12/2018).

Lomba tersebut diikuti oleh lima delegasi jurusan yakni, Manajemen Dakwah (MD), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Ilmu Komunikasi Humas, Bimbingan dan KonselingIslam (BKI) dan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Dengan masing-masing delegasi terdiri atas tiga orang.

Sengitnya adu argumen antardelegasi dalam memaparkan gagasannya sehingga tak sedikit dari mereka juga yang mengutip beberapa refrensi untuk memperkuat argumennya. Hal itu dibenarkan oleh Sofyan Munawar, juri dalam debat tersebut yang mengatakan bahwa gagasan yang disampaikan tiap peserta telah dibekali banyak referensi, baik dari studi literatur maupun referensi dari tokoh ataupun pakar.

“Kalau dari sisi nalar sudah terlihat, memang teman-teman beberapa referensi-referensi sudah diimiliki. Berbicara basic yah memang akan terlihat dan bisa dinilai gagasan yang disampaikannya itu dari ide-idenya itu punya referensi tersendiri,” ujarnya, Kamis (20/12/2018).

Terhadap beberapa tema yang disodorkan, beberapa kali terlihat adanya perbedaan gagasan antardelegasi yang tentunya masing-masing menyampaikan gagasan dengan argumen penguatnya. Salah satunya terkait isu politik dan agama, delegasi jurusan MD menolak adanya penyatuan dari keduanya, tetapi itu berbeda dari gagasan oleh delegasi jurusan BKI yang mengatakan bahwa antara politik dan agama justru tidak bisa dipisahkan.

Ketua Pelaksana, Muhammad Faqih menjelaskan bahwa alasan dari pemilihan isu-isu dalam debat disesuaikan dengan isu yang sedang ramai dan terjadi. Menurutnya, isu agama dan politik dirasa sesuai dengan momentum juga tidak bisa dipisahkan dari kondisi yang terjadi saat ini di Indonesia.

“Isu tersebut yang sedang marak sekarang,  kesetaraan gender merupkan isu lama yang akan coba kita bangkitkan kembali dengan cara lomba debat seperti ini. Sementara isu agama dan politik itu juga isu yang tidak bisa dipisahkan dari Indonesia,” terangnya.

Melihat kemampuan mahasiswa menyampaikan gagasan dalam momentum tersebut, Sofyan juga mengharapkan kegiatan semacam itu dapat diadakan rutin tiap semester. Menurutnya, debat tersebut mampu menstimulus mahasiswa dalam mengembangkan dan menyampaikan gagasannya, sehingga mampu mendukung daya kritis mahasiswa.

“Saya pikir satu semester sekali cukuplah untuk diadakan, untuk menstimulus mahasiswa agar mengembangkan literasi atau rajin membaca. Justru dengan adanya debat ini bagaimana menstimulus mahasiswa untuk menyampaikan ide, konsep, gagasan tentang kemanusiaan, kebangsaan dan tema yg ditentukan.” tutupnya.

Dengan skor 184, delegasi jurusan KPI berhasil keluar sebagai juara 1 dalam debat tersebut, disusul jurusan PMI sebagai pemenang juara 2 dengan skor 178. Tidak berbeda dengan hasil lomba debat, juara 1 dalam lomba orasi juga diraih oleh KPI dan juara 2 oleh PMI.

Lomba debat ini masih dalam rangkaian kegiatan Pekan Pendidikan dan Akademik. Sebelumnya Dema Fidkom juga telah mengadakan seminar jurnalistik dengan tema ‘How to be a Good Citizen Journalism’ pada Rabu, (12/12/2018) juga lomba orasi pada selasa (18/12/2018).

 

Reporter : Abdul Azis  Said

Redaktur : Elsa Yulandri

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas