SUAKAONLINE.COM – Sejak mewabahnya virus corona, instansi pendidikan seperti universitas melakukan kegiatan akademik melalui daring atau dalam jaringan. Salah satunya UIN SGD Bandung yang melakukan kegiatan penerimaan mahasiswa baru dengan sistem daring. Pada tahun ini, Ujian Mandiri (UM) UIN SGD Bandung diselenggarakan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan melaksanakan sistem daring pendaftaran sudah di buka sejak 6 Juli hingga 26 Agustus 2020.
Merujuk pada surat edaran No. 844/Un.05/II.2/KP.01.1/06/2020 tentang Panduan Kebijakan Akademik dan Non-Akademik dalam Tatanan Normal Baru di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penyelesikan calon mahasiswa baru (Camaba) dilakukan dengan penilaian nilai raport dan wawancara. Wakil Rektor I, Rosihon Anwar, menyebutkan pihak kampus akan melakukan penilaian dengan melihat nilai raport semester satu sampai lima ketika Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kemudian Rosihon menjelaskan untuk teknis seleksi dengan wawancara akan dibentuk tim pewawancara dari kalangan dosen. “Pewawancaranya diharapkan sesuai dengan minat jurusan yang dipilih oleh Camaba, misalkan jurusan yang dipilih di Fakultas Ushuludin maka dosen yang mewawancarai pun harus dari Fakultas Ushuludin agar lebih menggali potensi mahasiswa,” jelasnya ketika dihubungi via WhatsApp, Jumat (3/7/2020).
Selain itu, dari wawancara dapat diseleksi dari segi kemampuan bahasa, baca tulis quran, dan motivasi Camaba ingin masuk ke UIN SGD Bandung. Rosihon pun mengatakan meskipun Camaba memilih dua jurusan, tetapi pelaksanaan wawancara hanya dilakukan sekali saja. Dari hasil tersebut akan dilihat dan diseleksi Camaba yang berhak masuk ke UIN SGD Bandung.
Perihal standarisasi nilai, Rosihon menyebutkan 50 persen dari nilai raport dan 50 persen dari wawancara yang kemudian akan dirangking. Tahun ini UIN SGD Bandung akan menerima sekitar 6000-an calon mahasiswa baru dari lima jalur pendaftaran. Rinciannya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 1.320 kuota, Fakultas Dakwah dan Komunikasi 990 kuota, Fakultas Syariah dan Hukum 945 kuota.
Dilanjut, Fakultas Adab dan Humaniora 720 kuota, Fakultas Sains dan Teknologi 675 kuota, Fakultas Ushuluddin 630 kuota, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 585 kuota, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 540 kuota, dan Fakultas Psikologi 200 kuota. Untuk UM memiliki kuota sebesar 40 persen dari 100 persen mahasiswa yang akan lolos ke UIN SGD Bandung.
“Tahun ini engga akan terlalu berbeda jauh dari tahun sebelumnya untuk kuota mahasiswa baru yaitu sekitar 6000-an dari lima jalur pendaftaran, UM diberi jatah 40 persen. Nah dari sana kita melihat jumlah pendaftar dan kuota penerimaan, nanti nilai raport dan nilai hasil wawancara akan dirangking sehingga mudah untuk menentukan siapa yang akan lolos,” lanjutnya.
Untuk pemberkasan dan teknis tes kesehatan, Rosihon mengatakan Camaba harus melakukan tes kesehatan di daerah masing-masing, kemudian surat keterangan hasil tes kesehatan tersebut diserahkan kepada pihak kampus. Sedangkan untuk pemberkasan, pihak kampus juga mengusahakan dilakukan dengan sistem daring.
Salah satu calon mahasiswa baru yang mengikuti seleksi jalur UM, Ridho Akbar, mengaku dirinya sangat berharap untuk bisa diterima di UIN SGD Bandung. Ia pun merasa tidak keberatan dengan sitem daring yang diterapkan, selain menghemat ongkos karena tidak harus datang ke UIN SGD Bandung untuk melakukan tes, ia juga tidak repot karena semua dilakukan di rumah.
“Iya berharap mah bisa diterima di UIN Bandung, tapi seleksi kan cuma kampus yang tau. Kalau tes online kayak gini menurut saya lebih enak karena engga perlu dateng ke sana, cuma masukin nilai raport dan diwawancara aja, jadi bisa lebih rileks.” Tutup Camaba asal Bekasi itu, Senin (20/7/2020).
Reporter: Rizky Syahaqy
Redaktur: Hasna Fajriah