
SUAKAONLINE.COM – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Awal Bandung menggelar pementasan studi panggung XXXIII dengan judul “Wanita yang diselamatkan” di Aula Sindang Pakuon Cicalengka, Senin (8/11/2021). Pementasan ini perankan oleh 16 aktor yang merupakan anggota Teater Awal angkatan 33 dan 32.
Pementasan yang berjudul “Wanita yang Diselamatkan” ini menceritakan seorang wanita penghibur bernama Jamilah yang terjebak dalam pekerjaannya. Akan tetapi ketidaknyamanan yang dirasakan oleh Jamilah ini membuat Juned seorang mantan kekasihnya yang terpikat kembali dengannya, berniat untuk menolongnya. Dalam penyelamatannya tersebut, Juned mendapat tawaran bantuan dari kawan barunya itu, Barjah. Dengan syarat Juned mau dibaiat dan masuk kedalam kelompok Paguyuban Kalajengking yang diketuai oleh Malim.
Tiga tahun setelah penyelamatan tersebut, kini Juned dan Jamilah menjadi sepasang suami istri. Namun, hal tersebut tidak membuat Juned hidup tenang dan tentram. Karena keterikatannya dengan kelompok Kalajengking yang terus melakukan kejahatan dengan iming-iming menegakkan keadilan. Hingga akhirnya Juned berniat untuk membubarkan kelompok mereka. Dan pementasan pun diakhiri oleh jerit tangis Ayu, anak Juned dan Jamilah yang masih bertahan hidup.
Sutradara pementasan, Natsar Goris menjelaskan alasan ia mengambil cerita karya Arthur S. Nalan ini karena sesuai perasaan dan kapasitas dari para pemain. “Tentang setiap manusia itu ada rasa ingin bebas rasa ingin bahagia ingin berbuat baik. Tapi apabila si kemerdekaan itu terus dilakukan oleh ketidak baikan itu akan terancam. Jadi setiap personil-personilnya itu semuanya ingin bebas gitu. Tapi mereka terjebak dalam hal-hal yang melakukan ketidak baikan gitu.” Jelasnya.
Natsar juga menambahkan hambatan keterbatasan ruang dan waktu saat proses latihan karena masih berada di fase pandemi. Seperti waktu latihan yang tidak bisa sampai tengah malam dan tempat latihan yang biasanya menggunakan aula di kampus tapi dialihkan ke tempat lain, seperti kosan dari salah satu anggota.
Selain itu pimpinan produksi, Maya Sedu juga menanggapi terkait proses awal latihan hingga pementasan. “Persiapan dimulai dari adanya 33, langsung digeder dari mulai cari naskah dan sebagainya terhitung delapan Agustus langsung latihan dan ketemu tanggal pentas di enam dan tujuh November,” tuturnya.
Maya juga menambahkan dari empat sesi yang disediakan terdiri dari 50 orang penonton. Dan selama dua hari terhitung dari tanggal 6-7 November berjumlah 200 lebih apresiator tidak termasuk baraya-baraya teater yang datang ke lokasi.
Diakhir pembahasan Maya mengatakan bahwa ekpektasi yang ia miliki belum sepenuhnya ideal karena masih ada yang kurang. “Contoh tempatnya, ini adalah aula yang kita ubah menjadi seperti gedung pementasan. Tapi karena satu dan lain yang kita juga ngga bisa paksakan, ya sudah. Alhamdulillah, baraya baraya tetaer awal juga mendukung agar kita bisa tetap open gate, offline, dan bisa membangkitkan kerinduan-kerinduan untuk pementasan teater.” Tuturnya.
Reporter : Syifa Nurul Aulia/Suaka
Redaktur : Fauzan Nugraha/Suaka