Kampusiana

Tampil Gemilang, Teater Awal Raih Juara 1 Cabang Lomba Monolog

Aktor teater awal, Syaiful Gifari melakoni peran pasien gangguan jiwa dalam naskah monolog ‘Mencari Jalan Waska’ pada final Pekan Seni dan Olahraga (PESONA) 1, di Aula Gedung PPG Kampus II UIN SGD Bandung, Kamis (11/8/2022). (Foto : Nur Ainun/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Awal sukses menjadi juara cabang lomba monolog pada final Pekan Seni dan Olahraga (PESONA) 1 PTKN, di Aula Gedung PPG, Kamis (11/8/2022). Dengan mengalahkan lima finalis lainnya, yaitu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Raden Intan Lampung, UIN Syarif Hidayatullah, IAIN Palopo, dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Saat Pementasan, aktor monolog dari jurusan Ilmu Hukum, Syaiful Gifari mementaskan monolog bertemakan ‘Mencari Jalan Waska’. Tema ini merupakan adaptasi dari naskah ‘Topeng-Topeng’ karya Rachman Sabur yang menceritakan tentang seorang pasien rumah sakit jiwa (Asylum) yang mengidap penyakit ‘Schizofrenia Paranoid’ akut.

Sutradara pementasan, Ilyas Noerwansyah menjelaskan alasan ia mengambil adaptasi cerita karya Rachman Sabur ini. Ia menjelaskan pengambilan tema ‘Mencari Jalan Waska’ karena pemain utama mendadak jatuh sakit, sehingga harus digantikan, juga untuk menyesuaikan dengan judul naskah dan melihat kapasitas pemain monolog sendiri.

“Jadi awalnya pementasan monolog ini mengambil cerita ‘Topeng-Topeng’ karya Rachman Sabur yang kemudian kita adaptasi ke ‘Mencari Jalan Waska’. Nah, kebetulan pemeran utama untuk monolog ini sedang sakit, dengan waktu yang tersisa kita mencari penggantinya,” ungkap Ilyas saat diwawancarai Suaka, Kamis (11/8/2022).

Tidak jauh berbeda dengan sang sutradara, Syaiful Gifari menjelaskan bahwa pementasan kali ini merupakan pementasan monolog dengan waktu persiapan yang terbilang singkat. “kita mulai latihan dari awal Juli untuk persiapan lomba monolog ini, dengan tiga karakter dalam satu naskah,” ujar Gifari usai pementasan berlangsung.

Dengan persiapan waktu kurang dari sebulan, Ilyas mengatakan adanya hambatan saat latihan, seperti keterbatasan waktu, minimnya perhatian dari kampus, tempat latihan yang kurang memadai hingga kendala-kendala internal lainnya. Namun itu tidak membuat Syaiful dan Ilyas berhenti berlatih.

“Mungkin jika diobrolin masalah fasilitas kampus. Ada beberapa hal yang sangat sulit di mana waktu latihan kita sangat terbatas, tapi di sisi lain Teater Awal Bandung selalu berusaha menyisiati hal tersebut, dan kita tetap berlatih dan berlatih dan diakhir-akhir kampus udah mulai men-support dibagian persiapan-persiapannya,” lanjut sang sutradara.

Salah satu penonton dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UINSUKA), Rogib Ahmad berkomentar mengenai pementasan terakhir dari teater awal. Rogib mengatakan pementasan Syaiful ini sangat menarik, baik itu dari segi latar, pemeran yang berhasil memerankan satu tokoh dengan tiga karakter yang berbeda, bahasa, hingga persoalan lighting.

“Dari segi latar sangat menarik, Karena kita dari sudut pandang penonton mata kita dibuat merasakan sudut pandang dari atas (atmosfir), dari segi pelakon atau aktor utama sangat bagus, feel-nya dapat, aktingnya memuaskan, musiknya juga sudah cukup bagus,” ucapnya.

Ia juga memberikan sedikit saran terkait artistic, menurutnya ada kekurangan lighting yang bocor. “Nah, mungkin dari segi lighting yang kurang karena ada beberapa part yang bocor, saran saya mungkin nanti dari segi lighting lebih diperkaya lagi agar lebih mantap dan sempurna pertunjukannya,” tutupnya.

Reporter : Nur Ainun/Suaka

Redaktur : Yopi Muharam/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas