Kampusiana

Tanpa Audiensi, Al-Jamiah Bergerak Tadi Malam

Aktivis Penghuni Studen Center pascapenggembokan Senin malam (2/6/2014). Pemadaman lampu dan penggembokan dilakukan sebagai langkah awal Al-Jamiah dalam pencanangan jam malam tanpa audiensi dengan pihak aktivis.

Aktivis Penghuni Student Center pascapenggembokan Senin malam (2/6/2014). Pemadaman lampu dan penggembokan dilakukan sebagai langkah awal Al-Jamiah dalam pencanangan jam malam tanpa audiensi dengan pihak aktivis. Foto : Dokumentasi Suaka

SUAKAONLINE.COM — Tepat pukul 21.00 WIB, Al-Jamiah memadamkan listrik dan menggembok seluruh pintu masuk Gedung Student Center (SC), Senin (2/6/2014). Walaupun operasi pengosongan SC berlangsung tenang, terlihat kekesalan di wajah aktivis penghuni SC. Mahasiswa menganggap tindakan ini seperti premanisme, hal ini disebabkan karena permintaan audiensi belum ditanggapi oleh Al-Jamiah.

Staff Bagian Umum, Ayi Bima mengatakan mereka hanya melakukan instruksi dari pimpinan. “Kalau kita membangkang imbasnya ya ke kita. Kalau mau complain silahkan bertemu Bidang Kemahasiswaan dan Pembantu Rektor III langsung,” kata Bima.

Bima pun memaparkan bahwa mulai 3 Juni akan dipasangkan relay atau timer otomatis untuk lampu. “Jadi untuk sementara aja manual,” tambah Ayibima.

Pihak keamananyang menjaga Student Center, Asep Apriana juga turut menanggapi. “Kemarin kami sudah mematikan lampu lalu menyalakan kembali bukan karena kami gak berani. Jangan seolah-olah kami security dengan mahasiswa dibuat bentrok terus, kami ini bukan boneka loh ya,” kata Asep berapi-api.

Mahasiswa anggota Lembaga Pembinaan Bahasa (LPB) Eki Zatnika, mengungkapkan aktivitasnya menjadi terganggu. “Kegiatan UKM sudah beres tapi saya mau ngerjain run down acara buat pleno tengah. Tadi saya tinggal sendiri di sekre, kesel tiba-tiba dimatiin lampunya. Itu kan baru keputusan sepihak, kita belum audiensi. Ya kalau diaudiensi masih gagal, lihat saja upaya selanjutnya,” papar Eki.

“Kita sering banget ada tamu datang mendadak dari Mahasiswa Pencinta Alam luar Bandung, jadi kalau ini ditutup ya kan gimana nasib tamu kita. Lagian kalau ada tamu perempuan mereka gak ikut nginep disini kok,” tutur anggota Mahapeka, Tabus.

Ketika dikonfirmasi oleh Suaka, Wakil Rektor III, Ali Ramdani seperti tidak mampu menemukan jalan keluar, pasalnya ia mengatakan ini bukan ranahnya. “Saya bingung harus regulasi ke siapa” kata Ali.

Reporter : Nuru Fitry

Redaktur : Ratu Tresna

 

4 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas