Kampusiana

Intip Gerhana Matahari dari Laboratorium Terpadu UIN Bandung

Seorang bapak dan anaknya menggunakan teleskop saat melihat gerhana matahari di lapangan terbuka Lab Terpadu UIN SGD Bandung, Rabu (9/3). Di Bandung hanya 88 persen terlihat matahari yang tertutup bulan, namun antusiasme mahasiswa UIN SGD Bandung untuk melihat fenomena alam tersebut membuat gedung Lab Terpadu padat pengunjung.(Puji Fauziah/ Magang)

Seorang pengunjung menggunakan teleskop saat melihat gerhana matahari di lapangan terbuka Laboratorium Terpadu UIN SGD Bandung, Rabu (9/3/2016). Di Bandung gerhana matahari hanya terlihat 88 persen , namun antusiasme mahasiswa UIN SGD Bandung dan masyarakat sekitar Kampus tetap tinggi melihat fenomena alam tersebut hingga membuat gedung Laboratorium Terpadu padat pengunjung. (Puji Fauziah/ Magang)

SUAKAONLINE.COM,— Sama halnya dengan sebagian warga Bandung yang menyaksikan fenomena gerhana matahari di Monumen Perjuangan, mahasisa UIN SGD Bandung pun menyaksikannya di Laboratorium Terpadu Kampus, Rabu (9/3/2016).

Dalam pantauan Suaka, tampak ratusan mahasiswa beriringan menuju Labolatorium yang terletak di belakang Fakultas Ushuludin, sebagian dari mereka terlihat masih mengenakan perlengkapan sholat dengan antusiasnya sambil berlari menaiki tangga menuju lantai lima.

Pengamatan gerhana matahari tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Fisika. Menurut salah satu panitia, Sonia di langit Bandung proses gerhana tidak seutuhnya terlihat seperti di daerah Bangka Belitung. “Saat momen GMT tampak seperti biasa, alias tidak begitu gelap. Kecuali dilihat dengan kacamata khusus, akan terlihat jelas gerhana mataharinya,” ujar Sonia.

Panitia pun turut menyediakan kacamata gerhana matahari untuk para mahasiswa dan warga setempat yang ingin menyaksikan fenomena langka tersebut. Sedikitnya Sonia menerangkan gerhana matahari yang terlihat dari teleskop. “Kalau dilihat dari teleskop lensa, irisan akan tampak muncul dibawah,” ujarnya

Antusiasme mahasiswa terlihat saat mereka mengabadikan momen langka ini dengan berfoto. “Ini momen langka, hanya terjadi 30 tahun sekali jadi harus kita abadikan,” ujar salah satu mahasiswa yang akrab dipanggil Cicik.

Ia pun mengungkapkan dirinya sangat beruntung dapat menyaksikan gerhana matahari dan bersyukur akan keanggungan Allah SWT tersebut. “Dengan melihat gerhana secara langsung ini akan menumbuhkan rasa cinta saya terhadap Allah yang mengatur alam sedemikian rupa,” tambahnya.

Sonia mengatakan pengamatan ini dilaksanakan supaya maahasiswa dan masyarakat bisa menyaksikan fenomena alam ini secara langsung dan menyaksikan kebesaran Allah Yang Maha Esa. “Selain itu kegiatan seperti ini akan diadakan setiap adanya gerhana, jadi tidak hanya gerhana matahari saja tetapi juga ketika adanya gerhana bulan,” sambung Sonia.

Reporter: Fitri Febrianti/ Magang

Redaktur: Ridwan Alawi

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas