SUAKAONLINE.COM, — Setelah dua puluh lima tahun bergerak di bawah tanah, keanggotaan PKI pun berkembang pesat, dan yang terpenting adalah masuknya sejumlah besar pemuda ke dalam jajarannya. Hal ini menandai kemunculan suatu generasi baru dalam sebuah partai. Kepemimpinannya pun muncul dari kelompok pemuda yang berisikan para tokoh penting seperti D.N Aidit, M. Lukman, Sukirman, dan Nyoto.
Kekuatan politik yang potensial dirasakan betul selama di bawah kepemimpinan Aidit, ia telah mampu membuktikan kemampuan PKI bertahan selama yang mereka inginkan. Keberhasilan land reform hingga pemilihan umum pada 1955-1957. PKI memberikan dukungan terhadap petani untuk mengajukan tuntutan bahwa (1) Pengaktifan panitia land reform harus berisikan kekuatan Nasionalisme, Agama dan Komunisme; (2) Pergantian personel dalam Departemen Urusan Agraria; (3) Didirikan pengadilan land reform yang melibatkan petani dan para tuan tanah.
Khususnya dalam mengahadapi para penentang, menunjukan adanya kecocokan strategi yang diterapkan Aidit. Hingga di Tahun 1965, PKI termasuk Aidit yang semula ingin menuju ‘jalan damai’ akhirnya terseret ke dalam sebuah Gerakan 30S/PKI. Kesalahan perhitungan yang melibatkan partai secara keseluruhan masuk ke dalam awal kehancuran. Aidit yang semula ingin membawa Indonesia ke jalan revolusioner harus mengalami kegagalan.
Berikut adalah Periode Kejayaan PKI di Era Kepemimpinan D.N. Aidit.
- Periode 1950-1960 membangun sebuah partai massa di Indonesia
(1950) Setelah Aidit dan Lukman dianggap tidak membahayakan, keduanya muncul dari bawah tanah dan berbagai koran mulai memberitakannya.
(1951) Aidit terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Central Committee (CC) dan Lukman terpilih sebagai Deputi Petama Sekertaris Jenderal CC.
(1952) Aidit ingin memantapkan persatuan antara kaum buruh dan kaum petani menjadi kekuatan front nasional yang bersatu.
(1955) Aidit akan mempertahankan sistem demokrasi parlementer.
(1957) Aidit membuat garis-garis besar tentang kerjasama antara PKI dan PNI.
- Periode 1960-1964 PKI, Land Reform dan Demokrasi Terpimpin
(1962) Mencuatnya berbagai hambatan dalam pelaksanaan land reform.
(1963) Politbiro mengeluarkan pernyataan tentang Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA).
(1964) Aidit menyatakan kekecewaannya terhadap UUPA karena harus menyerahkan hasil panen kepada para tuan tanah.
Data : Awallina Ilmiakhanza
Sumber : Tim Magang Litbang LPM Suaka, Peter Edman. 2015. Kepemimpinan Ala Aidit. Jakarta