SUAKAONLINE.COM – Sejumlah mahasiswa dari berbagai Universitas di Bandung yang tergabung dalam Mahasiswa Jawa Barat Menggugat menggelar kembali aksi demonstrasi, di Depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (14/4/2022). Aksi ini merupakan aksi lanjutan untuk menegaskan tuntutan dari aksi sebelumnya.
Aksi lanjutan ini melayangkan lima point tuntutan, diantaranya ialah; penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan minyak goreng, kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN), perpindahan ibu kota baru, penundaan pemilu dan penambahan jabatan presiden tiga periode.
Koordinator lapangan (korlap) dari Unisba, Zaki menuturkan tujuan dari aksi hari ini adalah membentuk eskalasi massa bertambah banyak dan bisa mencanangkan tuntutan-tuntutan yang telah diperjuangkan. Ia menyampaikan bahwa tuntutan yang dilayangkan agar dikawal bersama serta menjaga komitmen supaya permasalahan dapat terselesaikan.
“Kami mengharapkan pimpinan DPRD Jawa Barat untuk hadir di tengah massa aksi untuk akhirya menyakapi isu yang kami canangkan, untuk kemudian dikawal agar isu tersebut tidak terjadi di kemudian hari, kami mengharapkan komitmen agar isu ini bisa diselesaikan,” ujarnya, Kamis (14/4/2022).
Selain itu, ia menambahkan jika tuntutan dari para mahasiswa tidak terealisasikan, maka akan ada aksi lanjutan. “Aksi lanjutan tentunya ada, karena komitmen kami tetap mengawal tuntas isu-isu yang ada, aksi akan terus berjaan ketika permasalahan yang kami canangkan tidak selesai,” lanjutnya.
Salah satu orator dari keluarga mahasiswa UIN SGD Bandung, Farhan mengatakan selain bentuk keberpihakan mahasiswa terhadap masyarakat, aksi ini bertujuan agar para pimpinan dari DPRD, yang merepresentasikan masyarakat Jawa Barat bisa menyepakati tuntutan bersama. Serta kemudian bersama-sama mengawal tuntutan ini agar sampai ke pemerintah pusat.
Lebih dari itu, farhan menilai pemindahan ibu kota baru (IKN) dilakukan secara teburu-buru. “Seharusnya pemerintah melakukan pengkajian secara lebih mendalam mengenai persoalan permasalahan pemindahan IKN, seperti faktor-faktor yang merugikan perpindahan IKN di atas karena perpindahan IKN ini sangat terburu-buru dan terlalu memaksakan yang pada akhirnya hanya akan menjadi proyek yang merugikan negara (bermilai -Red) triliunan rupiah,” ujarnya.
Terakhir, Farhan berpesan kepada massa aksi agar bisa tetap solid dan sama-sama satu langkah untuk tetap pada keidealan bersama. Ia juga mengungkapkan harapannya agar pemerintah sadar akan multi kritis yang saat ini terjadi.
“Semoga dengan aksi ini bisa menyadarkan pemerintah daerah dan nasional (pusat) bahwasanya negara kita ini sedang mengalami multi krisis, dan adanya berbagai gerakan aksi sebagai wujud bahwa kita mahasiswa bersama rakyat tidak hanya diam, akan tetapi mencoba berusaha memberikan solusi alternatif yang terbaik,” tutupnya.
Reporter : Yusuf Wahyudin/Magang & Fasa Muhamad Hapid/Magang
Redaktur : Yopi Muharam/Suaka