Oleh: Faiq Rusydi*
Momentum indah balada samudra
Saat di senja hari
Waktu ombak-ombak mendebur karang,
Mendebar hati-hati burung camar
Tepatnya, di sebelah kanan ufuk cakrawala pelabuhan,
Yang sejak hilangnya kini sepi menjelma tuan.
…
Kala itu
Pasir-pasir cemburu dihanyut tidakkan lautan karena
Bukanya kenapa; di ke dalaman sunyi
mereka menemukan cinta dan cahaya
Bilapun di tepi;
mereka berkeluh melihat cahaya yang membutakan mata
…
Memang
Bukan salah kaprah Bima bersikeras masuk samudra
Meski Hanuman mencegah
Bukan salah ketulusan bila ikan-ikan laut
Menghalalkan dirinya untuk dimangsa
Oh… Perihal kisah, ini bukan sekadar pepatah
…
Ada gelap ada terang
Mereka beriring, menentang arus deras ombak Gibraltar,
menyelam dalam-dalam palung lautan,
terbang tinggi menembus tujuh ratus tirai singkapan.
…
Andaikanlah, anak-anak muda dan dewasa
Yang menyalakan api di tepi pantai itu merenungi
Adanya samudra juga segalanya
Oh… Alangkah indahnya skenario agung kerinduan semesta.
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam semester dua dan anggota magang LPM Suaka 2020