Kampusiana

FAH Terapkan Jurnal sebagai Pengganti Skripsi, Minimal Sinta 4

Dok. Suaka

SUAKAONLINE.COM – Sejak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) mencanangkan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 Tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, yang berisi bahwa program sarjana atau D4 tidak diwajibkan membuat skripsi untuk syarat kelulusan. Di UIN SGD Bandung, sudah ada dua fakultas yang menerapkan tugas akhir dengan artikel jurnal, yaitu Fakultas Ushuluddin sejak tahun 2019 dan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH).

Pada tahun 2024, Fakultas Adab dan Humaniora khususnya jurusan Sastra Inggris (Sasing) meluluskan empat sarjana melalui tugas akhir artikel jurnal. Menanggapi hal tersebut, Dekan 1 Fakultas Adab dan Humaniora, Rohanda menjelaskan bahwasannya pemberlakuan artikel jurnal sebagai tugas akhir telah diberlakukan di seluruh jurusan Fakultas Adab dan Humaniora. Namun, kebijakan tersebut baru disambut oleh empat mahasiswa dan kebanyakan masih memilih skripsi sebagai tugas akhir.

“Kebijakan artikel ini diberlakukan di semua Fakultas Adab sebenarnya, cuman yang sudah menyambut Sasing. Karena yang lain itu mungkin tidak mau ngambil risiko. Khawatir lama nunggu. Submit sana, submit sini, belum ada jawaban diterima. Sementara keputusan akhirnya bukan submit, tapi yakin sudah publish,” katanya, Jumat (22/3/2024).

Tidak ada syarat khusus yang ditetapkan bagi mahasiswa yang memilih artikel jurnal. Baik skripsi atau artikel jurnal, keduanya dimulai dari penggarapan dan pengujian proposal secara normatif. Setelah itu, mahasiswa hanya perlu mendiskusikan kepada dosen pembimbing terkait penyajian atau sistematika penulisan yang akan dipilih dan memastikan artikel jurnal telah terbit minimal di Sinta 4 sebelum sidang munaqasah berlangsung.

“Syarat-syaratnya sama aja, setelah diuji dua orang, nanti dapat pembimbing, kemudian nanti mahasiswa konsultasi dengan pembimbingnya, apa mau sistematika menulisnya tetap skripsi atau sistematika penulisan mengikuti jurnal? Artikel itu dua kali, selain dari dosen pembimbing nanti dari pengelola jurnal. Misalkan ya oleh pembimbing, kalau artikel kan biasanya gitu. Ketika di submit ke pengelola jurnal-jurnal tertentu kan nanti pengelola jurnal itu disitu ada reviewer, nah yang menentukan jurnal itu diterima atau tidak sesuai, biasanya reviewer” jelasnya.

Menurut Rohanda, baik skripsi atau artikel jurnal keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Artikel jurnal lebih berdampak positif kepada masyarakat dan lembaga, namun dengan risiko penolakan dan waktu menerbitkan yang tidak pasti. Sementara itu, skripsi dengan persepsi sebagian orang menyebutnya sebagai output bukan outcome pembelajaran. Akan tetapi memiliki waktu penyelesaian yang terukur sebab hanya melibatkan pihak internal kampus.

Kendati dikelilingi oleh pendapat yang beragam, Rohanda menyebutkan bahwa keputusan artikel jurnal sebagai tugas akhir telah didiskusikan dan disepakati oleh civitas akademika UIN SGD Bandung. “Karena itu sudah jadi keputusan bersama, ya berarti kita harus memfasilitasi bagi mahasiswa yang memilih. Kalau saya sendiri itu terserah mahasiswa, tapi dengan catatan bahwa bikin artikel itu sama dasarnya harus penelitian,” katanya.

Di samping itu, salah satu mahasiswa jurusan Sastra Inggris, Anisa Hanifah yang menuntaskan jenjang pendidikan S1 dalam kurun waktu tiga setengah tahun melalui opsi tugas akhir artikel jurnal. Ia mengatakan tidak ada sosialisasi yang dilakukan pihak kampus kepada mahasiswa. Ia juga menyampaikan bahwa tidak semua mahasiswa mengetahui adanya opsi tugas akhir lain selain skripsi.

“Jarang mahasiswa yang tahu dan enggak ada sosialisasi dari birokrasi. Aku tuh dari tahun 2022, udah nanya-nanya sebenernya ke dosen linguistik gitu. Bisa enggak tugas akhir pake artikel jurnal gitu? Itu inisiatif aku nanya. Terus kata dosennya, ‘bisa kok’,” ujarnya saat diwawancara melalui telepon WhatsApp, Kamis (14/3/2024).

Menurut Anisa, penggunaan jurnal jauh lebih efektif dan efisien jika dilihat dari jumlah maksimal halaman yang harus dimuat, serta substansi yang dinilai tidak hanya dilakukan oleh pihak internal kampus tapi juga pengelola jurnal. Selain itu, akses jurnal yang jauh lebih luas dalam meraup jumlah pembaca menjadi alasan Anisa memilih artikel jurnal. “Melihat skripsi hanya jadi pajangan perpustakaan, aku enggak mau gitu hasil penelitian aku enggak dibaca secara luas oleh publik. Sedangkan kalau jurnal, sekarang aksesnya gak terbatas,” ucapnya.

Anisa yang lulus dengan artikel jurnal berjudul “Representasi Moderat di dalam Serial Marvel” mengungkapkan bahwa kelebihan dari artikel jurnal tidak adanya revisi setelah melakukan sidang munaqasah. “Orang lain juga suka nanya ‘kamu kok habis munaqasah santai amat? Emang enggak ada revisi?’ biasa kalau udah sidang suka ngucapin semangat revisiannya. Jadi ya gitu artikel jurnal tuh lulus tanpa revisi, soalnya kan udah publish,” ungkapnya.

Reporter: Elsa Adila Rahma & Bertha Anastasha/Suaka

Redaktur: Nia Nur Fadillah/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas