Hukum dan Kriminal

Gema Pembebasan Kritik Sistem Demokrasi

KMI Gema Pembebasan

Para peserta Kongres Mahasiswa Indonesia 2014, yang tergabung dalam masa Gema Pembebasan berkumpul di depan Gedung Sate, Kota Bandung untuk menyuarakan aksinya sebagai bentuk kepedulian terhadap Sistem Politik yang terjadi di Indonesia, Minggu (2/3).
Foto : Wisma Putra/Suaka

SUAKAONLINE.COM, BANDUNG —  Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aksi Kongres Mahasiswa Indonesia (KMI) 2014 oleh Gema Pembebasan,  melakukan orasi politik di depan Gedung Sate Kota Bandung, Minggu (2/3).

Pembukaan orasi dimulai oleh para orator dari beberapa perrwakilan Gema Pembebasan wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Kemudian diteruskan dengan drama treaktikal oleh peserta Kongres.

Rezaldy, orator perwakilan Jawa mengatakan,  terselengaranya KMI 2014 sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap sistem politik Indonesia yang kacau.

“Sistem politik islam yang kapitalis harus dirubah menjadi sistem politik islam khilafah untuk menjadikan bangsa ini lebih baik,” jelas Rezaldy dalam orasinya di depan peserta KMI 2014.

Menurutnya, sistem harus dirubah. Kita hidup dalam suatu realitas yang sangat menyayat-nyayat logika, kita bisa lihat dalam sistem ekonomi. Kesenjangan anatara si kaya dan si miskin, kata Rezaldy, makin hari makin terbuka lebar, semakain meluas. Yang miskin makin miskin dan yang kaya makin kaya.

“Ideologi kufur kapitalisme demokrasi yang menerpa bangsa ini harus dimusnahkan, sistem demokrasi dan sistem politik yang kacau baru-baru ini ditayangkan di layar kaca yang dimana kekayaan bangsa ini, aset negara yang dikuasai oleh bangsa asing membuat sakit hati rakyat indonesia,” katanya dengan nada tinggi.

Selain para orator perwakilan wilayah yang menyuarakan orasinya kepada para peserta, kongres ini juga medatangkan orator politik perwakilan Gema Pembebasan pusat dan mantan tokoh aktivis ’98, Agung Wisnuwardana.

Menurut Agung Wisnuwardana, kekufuran pada sistem demokrasi bangsa ini  menyebabkan kemungkaran-kemungkaran pada sistem demokrasi yang melahirkan kemungkaran-kemungkaran yang lainnya. Seperti mengingkari shalat, zakat puasa yang menjadikan jahiliah dan pembodohan,” katanya. Ia juga mengajak para peserta untuk berdzikir “Allah huakbar allah huakbar”.

“Saudara-saudara yang ada di sini, demokrasi pada bangsa ini hanya digunakan untuk kepentingan bisnis dan memperkaya diri, yang menyebabkan kekufuran dan kemungkaran,” kata Agung dengan lantang.

Di akhir orasi, Agung mengajak kepada semua mahasiswa untuk mengganti system bangsa ini. “Mari kita mengganti sistem bangsa ini untuk menjadikan bangsa yang lebih baik,” harap Agung kepada peserta kongres.

Reporter : Wisma Putra/Suaka

Redaktur : Adi Permana

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas