SUAKAONLINE.COM, Bandung – Berawal dari usulan panitia supaya ospek mahasiswa Sejarah Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung tidak lagi bernuansa kekerasan, munculah gagasan agar ospek yang dilaksanakan pada pertengahan 2005 itu, diisi dengan mengunjungi situs-situs sejarah di kota bandung. Acara tersebut rupanya mendapat respon baik dari para mahasiswa-mahasiswanya, dari situlah muncul ide untuk mendirikan komunitas.
Komunitas yang berdiri tahun 2006 tersebut bernama Komunitas Aleut. Aleut dalam bahasa Sunda berarti berjalan beriringan. Nama Aleut diambil karena setiap kegiatan, aktivitas mereka selalu dilakukan bersama-sama atau beriringan. Komunitas ini mempelajari sejarah dengan cara mendatangi langsung tempat-tempat bersejarah yang dituju. Metode ini dinilai cukup efektif untuk memudahkan para anggotanya memahami sejarah.
“Kita semua tau belajar sejarah itu membosankan, kita di tuntut untuk menghafal tanggal beserta tahun dan tokoh-tokohnya dalam satu waktu, nah disini kita mengemasnya agar lebih fun dengan cara mengunjungi tempat sejarahnya langsung,” ujar salah Koordinator Komunitas Aleut, Zaynab Puteri saat berbincang di Sekretariat Komunitas Aleut, Jalan Solontongan, Kota Bandung, Kamis (12/02/2016).
Komunitas yang sudah berdiri 10 tahun lalu ini telah banyak menggelar kegiatan. Setiap hari Minggu, Komunitas Aleut rutin mendatangi lokasi-lokasi bersejarah. Hampir seluruh lokasi bersejarah di Kota Bandung telah didatangi oleh komunitas ini. Sebut saja kawasan Asia Afrika, Braga dan lokasi-lokasi lainnya. Daerah-daerah seperti Cimahi, Ciwidey, Bahkan sejumlah lokasi bersejarah yang berada di luar wilayah Bandung, seperti Garut juga tak luput dari kunjungan Komunitas Aleut ini. Menanamkan rasa cinta kepada kotanya Salah satu tujuan dari komunitas Aleut yang dikemas dengan mengenal sejarah secara menyenangkan.
Selain mengunjungi tempat-tempat bersejarah, komunitas ini juga menggelar kelas resensi buku. Kelas resensi buku ini digelar setiap hari Sabtu pukul 2 siang. setiap anggota di wajibkan membaca salah satu buku yang ingin diresensi sebelumnya. “Jadi untuk para Penggiat Aleut yang memang suka membaca buku, di kelas resensi buku ini kita bisa tukar menukar informasi tentang buku-buku yang memang sudah dibaca oleh anggota lain , bukunya juga tidak melulu soal sejarah kok, bebas buku apa saja” jelas Puteri
Saat ini, jumlah anggota aktif Komunitas Aleut sekitar 100 orang. Untuk menjadi anggota dari komunitas ini cukup mudah. Anggota cukup melihat rencana kegiatan yang diposting di media sosial Komunitas Aleut. setelah itu cukup mengkonfirmasikan kehadiran kepada nomor telepon yang tertera di media sosial. Lalu setelah itu tinggal datang ke lokasi titik kumpul yang telah ditentukan. Setiap anggota baru dikenakan biaya pendaftaran Rp 10 ribu untuk satu tahun.
Reporter : Yeni Hanum / Magang
Redaktur : Edi Prasetyo