Oleh: Mohamad Akmal Albari*
Ku tahu kota ini penuh estetika
Meraba sana-sini terisi romansa
Tapi apa, remahnya para durjana merajalela
Kota kembang nan juara politisasi mereka
…
Oh, kota penyimpan lautan keindahan
Indahnya melihat roda-roda tersendat di jalan
Tiada yang lebih di tawan
Selain para puan memberi kenikmatan
…
Sudahlah, aku termenung saat berjalan
Dihalang paksa oleh pahlawan jalanan
Aku kira sudah, sudah cukup paham
Mengapa tangan-tangan pencuri tidak diam
…
Selamat, dua abad telah terlewati
Begitu pula keadilan serta kesejahteraan
Akankah terus membendungi ini?
Lara yang dialami dua juta orang
…
Terkagum-kagum aku
Pada perjuangan lautan bara api
Yang dahulu tak bisa dirampas
Kini, selasar pelataran kau tebas
…
Dimana harga dan kehormatanmu?
Aku lihat dan dengar, anak-anak kecil
Yang rajin bersekolah
Namun, di sekitarnya penuh sampah
*
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Hukum Tata Negara semester empat, dan anggota LPM Suaka