SUAKAONLINE.COM, KEDIRI — Pasca dua pekan berlalu, erupsi Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, masih menceritakan cerita duka dan mendatangkan banyak simpati dari berbagai penjuru tanah air. Tak terkecuali di UIN SGD Bandung.
Adalah Ahlul, Erdam, dan Taufik Hidayat, anggota Mahasiswa Pecinta Kelestarian Alam (Mahapeka) UIN SGD Bandung bersama relawan Muhammadiyah Bandung yang datang langsung mengantar bantuan berupa uang, pakaian dan makanan untuk korban bencana letusan Gunung Kelud.
Aksi sosial tersebut bermula saat ada kabar bahwa Gunung Kelud meletus. Mendengar kabar itu, semua anggota Mahapeka langsung tergerak untuk mulai mengumpulakan bantuan. Penggalangan bantuan berlangsung selama lima hari di sekitaran gedung Rektorat UIN SGD Bandung. Mereka berhasil mengumpulkan uang sekitar Rp. 5 juta. Tak hanya uang, mereka pun mengumpulkan pakaian.
Taufik Hidayat selaku anggota Mahapeka mengatakan. Selain Mahapeka kita juga dibantu Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Ikopin yang turut serta untuk menyalurkan bantuan melalui “Mahapeka untuk Korban Letusan Gunung Kelud”.
“Setelah diakumulasikan total bantuan sebesar Rp 7.023.400,- dan 3 kardus pakaian,” ujarnya, Rabu (26/2).
Jumat (21/2), sekitar pukul 06.00 WIB pagi tiga anggota Mahapeka tersebut memulai perjalanannya menuju kawasan Kosambi dengan menumpangi kendaraan umum Di sana mereka langsung menemui koordinator relawan. Sampai pukul 08:00 WIB dan langsung menuju yayasan untuk menyerahkan bantuan dan turut serta membantu mengangkut barang.
Sekitar pukul 10.00 WIB mereka langsung menuju Kantor Muhammadiyah, dan pada pukul 13.00 WIB, tiga relawan Mahapeka beserta Relawan Muhammadiyah berangkat menuju Kediri.
Sehari di perjalanan, Sabtu (22/2) sekitar pukul 11:00 WIB, para relawan tiba di Kantor Muhammadiyah Kediri yang memang menjadi posko utama korban letusan Gunung Kelud dengan radius 30 km dari tempat bencana. Penat dan lelah diperjalanan sepertinya tak dirasakan oleh para relawan. Setelah menyerahkan barang bantuan, tim relawan langsung menuju titik kedua yaitu Desa Sidowarek, Kabupaten Kediri untuk memberikan bantuan kepada korban.
Erdam salah satu anggota Mahapeka mengatakan, bahwa kegiatan pertama mereka setibanya di posko yaitu menghibur anak-anak bersama Komunitas Seniman Peduli Sosial.
“Menghibur dengan menyanyi bersama pengamen dan bermain bola plastik yang memang sudah mereka bawa dari Bandung. Posko saat itu sudah terlihat sepi, karena status Gunung Kelud pada saat itu turun menjadi siaga satu. Terutama laki-laki yang sudah kembali kerumah mereka untuk membersihkan rumah yang memang mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung Kelud,” ujarnya, Rabu (26/2).
“Kegiatan yang menariknya, waktu kita membagikan bakso gratis ke pengungsi di posko. Terlihat antusias dari mereka terutama anak-anak kecil yang tidak menampakkan wajah sedihnya sejak kedatangan kami. Walau sebenarnya kondisi di sana masih berantakan akibat erupsi Gunung Kelud dan lahar dingin yang memang masih mengancam,” tambahnya.
Dalam pelaksanaannya, kata Erdam, kita tidak mengalami kesulitan baik dalam pengumpulan bantuan ataupun perjalanan menuju Kediri. “Akses menuju lokasi pun lancar dan tidak mengalami kendala apapun,” tandas Erdam.
Reporter : Indah Putri/ Magang
Redaktur : Wisma Putra