Kampusiana

September Hitam FST UIN SGD Bandung, Ajak Mahasiswa Peka Isu HAM di Lingkungan Kampus

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Bandung tengah melakukan teatrikal yang merupakan rangkaian dari aksi “Saintek Hitam” di depan Fakultas Sains dan Teknologi, Kampus 1, UIN SGD Bandung, Kamis (12/9/2024). (Foto: Sabrina Nurbalqis/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – Sejumlah mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN SGD Bandung menggelar aksi yang bertajuk  “Saintek Hitam” di depan Fakultas Sains dan Teknologi, Kampus 1 UIN SGD Bandung, Kamis (12/9/2024). Aksi ini merupakan bagian dari peringatan September Hitam, diinisiasi untuk mengingat serangkaian pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia.

Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi (Kastrad) DEMA-FST, Alena Mansika menjelaskan bahwa aksi “Saintek Hitam” adalah program kerja perdana yang diinisiasi oleh bidang Kastrad DEMA-FST. Ia mengungkapkan aksi ini terinspirasi oleh kegiatan serupa yang digelar oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), yang juga melakukan kegiatan dengan tema serupa.  Aksi ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa Saintek untuk menunjukkan kepedulian dan peran mereka dalam menyurakan pelanggaran HAM.

Aksi dimulai dengan seluruh civitas akademika fakultas Saintek menggunakan pakaian serba hitam sebagai simbol perlawanan terhadap pelanggaran HAM. Kegiatan ini dilanjutkan dengan mimbar bebas, yang mencakup sesi teatrikal dan orasi dari berbagai perwakilan mahasiswa.

“Kami juga menyelenggarakan sesi teatrikal yang berlangsung dari pagi hingga siang hari, diikuti oleh orasi dan deklarasi sikap yang dipimpin oleh ketua Dema dan Sema FST,” tambah Alena. Puncak acara ditutup dengan long march, di mana peserta berjalan mengelilingi kampus sambil mengibarkan poster dan spanduk bertuliskan tuntutan mereka.

Tema “Saintek Mengingat September Hitam” ini tidak hanya menyoroti tragedi-tragedi pelanggaran HAM di Indonesia, tetapi juga mengaitkan isu-isu HAM dengan situasi internal kampus. Salah satunya adalah fenomena bullying di kalangan mahasiswa diidentifikasi sebagai salah satu bentuk pelanggaran hak yang perlu ditindaklanjuti. “Kami sudah menginisiasi deklarasi anti-bullying di Fakultas Saintek dan aksi ini juga bagian dari kelanjutan komitmen itu,” tambah Alena​.

Alena menjelaskan adanya aksi ini diharapkan mahasiswa Saintek memiliki jiwa kepekaan sosial yang tinggi dan tidak hanya terfokus pada akademis, Aksi ini tidak hanya mendapat dukungan dari mahasiswa, dekanat dan para dosen juga memberikan respon positif terhadap aksi ini. Sinergi yang baik antara mahasiswa dan birokrasi kampus ditunjukan dengan adanya beberapa fasilitas yang disediakan oleh fakultas, seperti poster dan spanduk.

Ketua Sema FST, Ansyarullah hadir dan menyampaikan orasi dalam aksi tersebut. Sejalan dengan Alena,  Ansyarullah dalam orasinya mengajak mahasiswa Saintek untuk tidak apatis terhadap isu HAM. Mahasiswa harus peka terhadap kemungkinan-kemungkinan pelangaran hak di lingkungan kampus. Ia berharap kepekaan mahasiswa akan bullying dan pelanggaran hak lainnya bukan hanya menjadi deklarasi semata.

“Pemerintah bisa menegakan hukum yang berlaku kepada pelaku-pelaku pelanggaran ham, dan para birokrat kampus bisa bersama-sama melakukan gerakan mengingat September Hitam dengan melibatkan seluruh civitas akademika dari paling tinggi sampai bawah. saintek hitam adalah langkah awal menuju UIN Sunan Gunung Djati Hitam, UIN Bandung mengingat September Hitam, ” tutup Ansyarullah dengan penuh harap.

Reporter: Sabrina Nurbalqis & Sri Wahyuni/Suaka

Redaktur: Zidny Ilma/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas