Kampusiana

Usung Tema Membumi, LSLK Gelar Pameran Seni Lukis

Seorang pengunjung pameran sedang memperhatikan sebuah lukisan, dalam pemeran yang digelar oleh LSLK di Awla Studen Center, Selasa (7/12/2021). (Fauzan Nugraha/Suaka)

 SUAKAONLINE.COM Lembaga Seni Lukis dan Kaligrafi (LSLK) menggelar pameran seni lukis dengan tema Membumi di Aula Student Center, UIN SGD Bandung, Selasa (7/12/2021). Tujuan digelarnya pameran ini, untuk mengenalkan angkatan baru LSLK, tepatnya angkatan ke 27 yang telah melaksanakan Penerimaan Anggota Lembaga Seni (PALS).

Ketua lembaga, Ahmad Farhan mengatakan bahwa representasi dari tema Membumi ini, adalah untuk mengajak orang-orang agar lebih peka terhadap bumi dan alam itu sendiri, “Lebih mengacu kepada kepekaan manusia terhadap bumi itu sendiri maupun terhadap orang lain, jadi kita disini harus peka terhadap manusia dan alam itu sendiri.” Ungkapnya. Selasa (7/12/2021).

Selain itu ketua pelaksana, Zamzam Sirojudin Nurzaman bercerita tentang tema yang diusung. Ketika melaksanakan PALS bersama rekan-rekannya yang bertempatan di Rancaekek, Bandung, ia melihat kondisi lingkungan yang kian memburuk, dengan banyaknya pabrik industri yang menyebabkan pemcemaran lingkungan dan membuat tanah tidak subur seperti dulu.

“Kita melihat  banyak pabrik-pabrik yang menyebabkan tanah yang disana itu tidak subur lagi. Nah alasan kenapa membumi ini, jadi kita kembali lagi kepada bumi kita yang dulu yang dimana dulu bumi itu subur tidak tercemar oleh limbah-limbah pabrik,” ungkap Zamzam saat diwawancarai oleh Suaka.

Pameran yang sudah menjadi agenda wajib dari setiap anggota baru LSLK yang memamerkan lukisan dari empat pelukis ini mampu mencuri perhatian, dengan banyaknya pengunjung yang datang, “Sejauh ini cukup lumayan baik, kalo dilihat dari pengunjung alhamdulillah banyak yang datang.” Jelasnya.

Salah seorang pelukis, Adi Sucipto memaparkan makna karyanya kepada Suaka, yang berjudul Si Indah yang Marah Dibalik Belukar. Dalam lukisannya terdapat rumput yang menyelimuti wanita telanjang, dengan tatapan tajam. Lanjutnya ia mengatakan bahwa rumput liar mempunyai manfaat dan wanita telanjang sebagai simbol alam yang polos.

“Ternyata rumput liar pun mempunyai manfaat tersendiri dan berhak kita tinjau ulang manfaaatnya, digambarkan wanita telanjang tuh ibaratnya alam yang polos, kenapa wanitanya diam menatap kedepan itu tandanya sedang marah, kalau perempuan sudah diam berati sudah  gawat, begitupun dengan alam yang berarti sudah marah,” Jelas Adi.

Adi berpesan kepada kita untuk menjaga kelestarian lingkungan dan berusaha untuk tidak merusaknya, “Pesannya mungkin karena saya sendiri yang membuat tema, tetap jaga lingkungan kita, tetap sayangi bumi kita dan berusaha untuk tidak merusak alam.” Tutupnya.

Reporter: Hizqil Fadl Rohman/Suaka

Redaktur: Fauzan Nugraha/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas