SUAKAONLINE.COM – Gama Seni Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menggelar pameran seni Camaraderie Exhibition bertajuk “5 Finest Art Insitute in Bandung” di Co&Co Space, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, pada Kamis (2/12/2021). Pameran ini merupakan hasil kolaborasi dengan empat kampus lainnya di Bandung, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Telkom serta Universitas Maranatha.
Acara ini berlangsung selama sepuluh hari mulai tanggal 2-12 Desember 2021. Pameran seni ini menyuguhkan beragam karya dari delapan seniman masing-masing kampus. Selain menampilkan karya-karya seni, di pameran ini juga diadakan workshop yang dilangsungkan selama 3 hari yakni di tanggal 6, 8, dan 13 Desember 2021. Adapun materi workshop yang disuguhkan seperti materi konsep pengkaryaan, materi seni dan industri, serta materi tentang gallery.
Pameran ini memiliki makna yang cukup dalam, yakni persahabatan yang terjalin antar ikatan mahasiswa seni di Bandung. Sebagai inisitor dari acara pameran, Gama Seni ISBI Bandung berupaya menciptakan hubungan yang lebih intens serta harapan untuk saling berbagi pengetahuan dari berkreasi seni antar lima kampus, dengan menggunakan ‘nilai tukar’ dari sebuah karya.
Hal tersebut dibenarkan oleh ketua pelaksana acara, Farhan Rabbani menjelaskan awalnya terjadi pengotak-ngotakan antara mahasiswa seni lima kampus tersebut. Namun melalui pameran ini ia berharap dapat memperkuat ikatan antar mahasiswa, sehingga dikemudian hari dapat menggelar acara serupa.
Farhan menambahkan, pameran ini menyajikan karya-karya yang merupakan tugas akhir dari pada seniman. “Karena ini tugas akhir mereka dan kita selaku adik tingkatnya atau apresiator bisa lebih terinspirasi, dan kita nanti bisa ada gambaran selaku mahasiswa sendiri untuk cara mengerjakan tugas akhir” ujarnya.
Salah satu karya seni yang ditampilkan yakni lukisan berjudul “Wall Of Identity”, karya seorang seniman asal Universitas Telkom Bandung, Ragid Pramudia. Dilukis di atas kanvas berukuran 100×100 cm dengan menggunakan cat minyak, Ragid membuat lukisannya begitu hidup dan berwarna.
Ragid menyampaikan lukisan yang dibuatnya itu terinspirasi dari daerah asalnya yaitu Sumatera Selatan. Di mana dalam lukisan yang penuh warna itu menggambarkan perpaduan antara pertambangan batu bara dan songket khas Palembang. “Lukisan itu juga makna lain yaitu kaya simbolis sindirian yang sati. Lebih ke nyindir wilayah pertambangan batu baranya sendiri yang begitu berdampak buat lingkungan ke depannya gitu,” jelasnya.
Di akhir wawancara, Ragid menyampaikan rasa bahagianya karena diberi kesempatan untuk menampilkan salah satu karya yang ia buat. Ia berharap acara ini dapat digelar setiap tahunnya untuk mewadahi dan menampilkan karya-karya seni mahasiswa di Bandung. “Buat menampung karya-karya dari seniman lain se-Bandung. Karena banyak banget orang yang sebenernya tuh potensial tapi engga memiliki wadah,” tutupnya.
Reporter : Zahra Siti Syahida
Redaktur : Fuad Mutashim