Oleh: Insan Mutaqin Nasid*
Dengan ini, aku menyatakan
Bahwa kemerdekaan adalah kebohongan
Demonstrasi adalah kekosongan
Reformasi adalah kenangan
…
Kawan, katakan kepadaku tentang reformasi
Ketika negeri ini berubah dengan bangga atas kaki sendiri
Namun, kemana konsistensi reformasi dalam ingatan
Apakah kini jadi buku usang yang kembali ditinggalkan?
…
Kampus kini tak lagi memupuk idealisme untuk perubahan
Isinya cuma sekelompok orang yang sukanya bersuara untuk cari muka
Padahal, sudah lama keadilan kita cita-citakan
Berkata untuk kepentingan bersama, taunya bertindak korup seperti penguasa negara
…
Miniatur negara yang kehilangan mimpinya
Bahkan, aku melihat, kampus dijadikan ajang pamer harta; pamer gaya
Buku-buku sudah jarang menjadi teman para insan akademika
Akademik hanya logika untuk legalisisr kuasa
…
Ah, kawanku, bangsa besar ini hanyalah sebuah cerita
Dari buku-buku dongeng yang sering dibacakan orang tua
Aku kira kita masih mencita-citakan romantisme perjuangan masa lalu itu
Ternyata, kitalah yang telah melucuti petuah itu
…
Kini, mulai ditinggalkan seperti bangkai atau buku tua berisikan catatan hutang
Kita sudah lupa arah pandang
Belaian kapitalis terlalu lembut memeluk para aktivis muda
Pikiran-pikiran tanpa rohani yang bersih hanyalah sesuatu yang hampa
…
Terima kasih kawan, kau tetap hidup
Walau bayangan kita telah mati
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Sejarah Pendidikan Islam semester empat, serta anggota magang LPM Suaka