Kampusiana

Sabilulungan, Sejalan dengan Paradigma Bangsa

Para pemateri berfoto bersama dengan beberapa anggota Dema UIN SGD Bandung selepas memberi materi, Rabu (25/3/2015). Acara tersebut diselenggarakan di Auditorium Multipurpose, membahas tentang nilai-nilai budaya, terutama budaya sunda. (Edi Prasetyo/ Magang)

Para pemateri berfoto bersama dengan beberapa anggota Dema UIN SGD Bandung selepas memberi materi, Rabu (25/3/2015). Acara tersebut diselenggarakan di Auditorium Multipurpose, membahas tentang nilai-nilai budaya, terutama budaya sunda. (Edi Prasetyo/ Magang)

SUAKAONLINE.COM— Sabilulungan adalah nilai budaya Sunda, Sabilulungan juga dapat dijadikan paradigma kehidupan bangsa, negara, masyarakat dan keluarga. Nilai di dalamnya bukan hanya gotong royong, namun ada kesatuan, kebersamaan, keadilan dan kemanusiaan. Jadi, sangat cocok dengan konsep pemerintah bahwa pembangunan adalah tanggung jawab bersama.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan rakyat Kabupaten Bandung, Juhana. Ia hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa (Dema) UIN SGD Bandung ‘2,5 Jam Bersama Tokoh Inspiratif’, Rabu (25/3/2015).

Menurut Juhana budaya sabilulungan tersebut kini menjadi paradigma pembangunan di Kabupaten Bandung. Praktik dari nilai budaya tersebut adalah gotong royong. Juhana tidak menampik melihat realita hari ini bahwa nilai budaya sabilulungan melemah.

“Namun masyarakat sekarang individualis. Makanya diingatkan kembali ke masyarakat tentang Sabilulungan. Aspek-aspek budaya ini harus kita dijaga” pungkas Juhana. Selain Juhana, turut hadir Dedy Mulyadi (Bupati Purwakarta), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dari Jawa Barat, Kota Bandung, dan Kota Bogor.

Reporter         : Edi Prasetyo /magang

Redaktur        : Isthiqonita

4 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas