
Dok.Net
Oleh Muhamad Emiriza*
Piala Presiden telah selesai di helat, Persija Jakarta secara perkasa mampu menjurai kompetesi Pamusim tersebut dengan menghempaskan Bali United dengan tiga gol tanpa balas. Ada yang menarik dari Turnamen Pramusim ini, selain diikuti oleh mayoritas klub Liga ,1 hadiah Piala Presiden juga dinilai hal yang paling di kejar para konsestan turnamen. Bagaimana tidak, hadiahnya 3,3 Miliar ! ini yang membuat para kesebelasan kadang mati-matian bertanding demi mendapatkan hadiah, sebagai contoh Bali United dan Persija yang rela menggadaikan turnamen resmi kancah level asia, AFC Cup dengan menurunkan pemain lapis dan menyimpan pemain utama demi piala Presiden. Namun mereka lupa satu hal : ini hanya turnamen Pramusim.
Sah-sah saja sebuah klub menginginkan suatu gelar Piala Presiden, terlebih hadiahnya bisa menjadikan modal untuk mengarungi Liga 1 2018 yang rencannya di helat 10 Maret 2018. Namun Turnamen Pramusim tetaplah Turnamen Pramusim. Sejatinya, Turnamen Pramusim mempunyai tujuan mengembalikan fisik pemain agar lebh ideal, bukan hanya meraih gelar juara yang tak kadang berujung cederanya beberapa pemain.
Menurut penelitan, idealnya seorang pelatih mempersiapkan suatu klub dengan latihan fisik yang begitu extra, karena libur akhir kompetesi yang lumayan panjang, kondisi fisik dari para pemain tentu akan berubah saat mereka mengarungi sebuah kompetisi dan turnamen pramusim bisa menjadi solusi. Di Indonesia sendiri, turnamen pramusim memang susah terjadi secara baik, karena penelitian menunjukan pramusim yang baik adalah empat kali latihan secara rutin dan disisipi satu pertandingan.
Pramusim untuk Memulihkan Kebugaran
Piala Presiden pun seyogyanya seperti itu. Karena pertandingan pramusim sesungguhnya untuk memulihkan kebugaran pemain, bukan untuk mencari kemenangan. Dan ini yang sering disalah artikan klub dan supporter di Indonesia. Mengembalikan kebugaran pemain adalah hal yang paling utama bagi suatu klub dalam pramusim, contohnya PSM Makasar yang tidak terlalu antusias di dua gelaran Piala Presiden.
Pada gelaran Piala Presiden 2017 pelatih PSM Makasar, Rene Albert bahkan memilih untuk pulang pergi Makasar – Bandung dibanding berdiam di Bandung, padahal dalam dua minggu mereka menghelat tiga kali pertandingan, dan pada edisi Piala Presiden 2018 Albert memilih merotasi pemainnya dalam satu pertandingan ke pertandingan. Walaupun tidak lolos ke fase selanjutnya, Albert bersyukur karena pemainnya tidak ada yang cedera.
Berbeda dengan PSM Makasar, Pusamania Borneo FC memilih membagi dua skuatnya. Dalam dua edisi Piala Presiden, Borneo FC menurunkan skuat muda dan pemain seleksi di gelaran Piala Presiden, sedangkan para pemain senior melakukan Training camp di tempat yang berbeda. Selebihnya para kesebelasan saling sikut di turnamen pramusim tersebut, bahkan tidak sedikit supporter bertindak anarkis kala timnya kalah atau tidak lolos ke pertandingan selanjutnya.
Rasa Turnamen Resmi dan Pedagang Asongan
pertandingan keras selalu tersaji dalam suatu pertandingan. supporter dengan antusias mendukung kesebelasannya, komentar pedas di dapati saat timnya kalah, seorang pemain di terror saat bermain jelek. Sebenarnya tidak ada salah saat sebuah kesebelasan bermain mati matian demi gelar juara dalam turnamen pramusim. Toh, wajar saja karena kita melihat nilai hadiah yang sangat besar dan turnamen Piala Presiden yang dinilai sebagai turnamen bergengsi di tanah air. Padahal awalnya Piala Presiden hanya turnamen pelepas dahaga saat Indonesia di bekukan FIFA tahun 2015.
Dari segi bisnis dan keuntungan, Piala Presiden memang mempunyai keuntungan tersendiri namun piala Presiden juga menjadi boomerang tersendiri, terlebih Liga 1 yang dijadwalkan akan dihelat pada akhir Februari ini malah molor hingga awal Maret yang masih belum pasti juga. Piala Presiden juga memberi berkah pada pedagang asongan, yang mana pada setiap pertandingan pedagang asongan berjumlah ratusan pedagang dan infokan melalui televise. Disaat pertandingan luar negeri menampilkan statistik pemain, di Indonesia menampilkan statistik jumlah pedagang asongan.
Pun pada laga Final, Gelora Bung Karno yang dijadikan venue Final Piala Presiden mengalami kerusakan hingga ratusan juta dikarenakan ulah oknum supporter yang menurut Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno : Kampungan. Diatas keuntungan-keuntungan Piala Presiden yang memukau, banyak kerugian -kerugian yang ditimbulkan. Kerugian tersebut mungkin dialami oleh Klub bahkan pemerintah sendiri. Juara Piala Presiden juga tidak dijamin tampil oke di Liga 1, contohnya Bhayangkara sebagai juara Liga 1 yang terhenti pada fase grup Piala Presiden, bahkan Persipura Jayapura yang menjadi Juara Torabika Soccer Championship tidak ikut andil dalam Piala Presiden pada tahun tersebut.
Rene Albert berpendapat, Piala Presiden digeser waktunya saat Liga 1 berlangsung, seperti Piala Liga atau Piala FA di inggris dan pendapatnya ini dapat diterima terlebih saat ini, Indonesia hanya mempunyai kompetesi resmi tanpa adanya turnamen resmi. Dulu, ada turnamen resmi yang bernama Copa Indonesia yang diikuti beragam klub dari tiap tiap divisi, namun seiring berjalannya waktu turnamen tersebut hilang, mungkin sudah sepantasnya sekarang Indonesia menggelar Turnamen Resmi dan penggeseran waktu piala presiden yang tadinya sebagai turnamen pramusim menjadi turnamen resmi yang digelar berbarengan dengan Liga 1.
Menciptakan Turnamen Pramusim ‘yang Baik’
Piala Presiden memang terlalu meriah dengan hadiahnya yang luar biasa, bahkan pemain terbaik dan top skorer Piala Presiden, Marko Simic mengatakan persija seperti sudah menjuarai Piala Dunia dengan antusias suporternya. Pun jikalau Piala Presiden tidak jatuh ke klub persija yang sudah lama puasa gelar, saya rasa antusiasmenya akan tetap meriah.
Seharusnya para perangkat sepakbola di Indonesia menciptakan turnamen pramusim yang baik dan benar dengan hadiah sewajarnya dan klub sendiri juga tahu diri arti dari kata pramusim dan jangan terlalau fokus pada kemenangan semata, karena sejatinya persaingan sesungguhnya akan berlangsung di Liga 1 yang sengit, bukan piala presiden yang berduit.
*Penulis adalah Redaktur Tulis LPM Suaka Periode 2018